Setetes air jatuh tepat dijidatku. Aku membuka mata kembali
ke masa kini. Bayangan papa tadi begitu mengacaukan hatiku. Aku harus senang atau sedih. Kutengadahkan
wajahku menatap langit yang begitu gelap sekarang. Mengapa langit berubah
begitu cepat. Padahal tadi aku sangat menyukai suasananya. Begitu terang dan
sekarang awan gelap menutupi bintang bintang yang kukagumi. Apa yang harus
kulakukan?
‘hai’
aku menoleh pada sumber suara. Seorang pria berumur kurang lebih 25 tahunan.
Sangking sibuknya aku dengan semua pikiranku yang kacau aku sampai tak menyadari
ada seseorang yang sudah duduk disebelahku.
‘hai’
balasku singkat lalu kembali menatap keramaian kota didepanku.
‘apakah
aku mengganggu?’ tanyanya sopan.
‘tidak.
Justru aku berterima kasih karena kau telah menyadarkan aku. Kalau tidak aku
pasti sudah melayang layang entah kemana. Terima kasih’ kataku tersenyum
padanya. Ia membalas senyumku. Sangat menenangkan. Deg! Mengapa jantungku berdetak seperti ini. Apakah aku mengalami
sakit jantung tiba tiba?
‘lalu
apa yang sedang kau lakukan?’ katanya seraya mengayunkan kaki.
‘memikirkan
sambungan semua cerita ini. Kau sendiri?’
‘jangan
terlalu banyak berfikir. Jika kau mencari jawaban ini semua dengan berfikiir.
Aku jamin kau tak akan menemukan apa apa. Hmm, bagaimana jika kau ikut denganku
saja?’ katanya seraya mengulurkan tangan padaku.
‘kemana?’
tanyaku bingung.‘sudah ikut saja’ ia begitu saja menarik tanganku menuruni tangga menuju dalam gedung rumah sakit ini. Menuruni tangga demi tangga. Semakin cepat. Semakin cepat. Hingga sangat cepat. Hingga tiba pada sebuah pintu. Aku tak yakin tadi aku keluar dari pintu ini. Hingga kami sampai tepat didepan pintu kusam itu. Dia melirikku lalu tersenyum. Pandangannya seakan bertanya ‘siap?’ aku semakin heran dengan tingkahnya. Ia membuka pintu kusam. Dan kami masuk.
***
Aku tak dapat melihat apapun. Sinarnya membuat mataku silau
sekali. Perlahan lahan mataku mulai beradaptasi dan menangkap bayangan pria
yang membawaku kemari. Dimana aku? Dimana kami?Dia tersenyum menatapku. Kami
berada di taman yang sangat luas. Dengan pepohonan yang rimbun dan bermacam
macam bunga ada disini. Aku senang sekali. Aku
tak pernah mengunjungi tempat seindah ini. Ya secara aku dibesarkan di
kota besar yang sangat padat. Disini sangat tenang. Aku hanya dapat
mendengarkan kicauan burung dan air yang mengalir. Udaranya begitu sejuk seakan
tak tercemar polusi udara sedikit pun. Aku tersenyum lebar melihat sekeliling
hingga tanpa sadar aku berlari seperti anak kecil.
‘tak
menyesal kan ikut denganku?’ pertanyaan yang kupikir tak membutuhkan jawaban
itu kubalas dengan senyuman lebar.
‘ini
dimana?’ kataku sangat penasaran. Mungkin aku bisa sesekali datang kemari
melepas penat jika aku bosan dirumah atau bisa juga kujadikan tempat liburan
bersama kak dimas.
‘ini
adalah tempat kedamaian. Dimana tak ada angkara murka, benci, dengki, dan semua
hawa negatif lainnya. Yang ada hanya rasa bahagia dan tentram. Aku yakin kau
akan sangat betah disini’ kata pria itu sambil duduk dibawah pohon yang sangat
rindang, aku pun mengikutinya.
Post a Comment