Kalo sebelumnya aku bahas soal
komunitas love suroboyo yang aku ikuti, kali ini aku mau bahas komunitas yang
lain. Relawan Nusantara. Sebenernya baru sebulan lalu resmi jadi anggota. Eh
belum ding masih ada orientasi. Oh iya kemarin juga kita carel (calon relawan)
diospek dengan buat event indonesia mendongeng 5. Greget banget yak ospeknya
langsung diminta bikin event gede yang diselenggarakan serentak di 25 kota di
indonesia. I’m so excited!
Indonesia Mendongeng ini ajang
silahturahmi tpa tpq se indonesia. Kita mengundang seorang ust untuk mendongeng
dengan pesan moral yang baik untuk adek-adek. Seperti biasaaaa, aku join di sie
pubdekdok (publikasi dekorasi dokumentasi). Hehe. Karena aku rasa disini aku
bisa lebih totalitas. Alhamdulillah kemarin acaranya lantjar jayaaaaa. Yang
bikin wow itu karna Bu Risma dateng meeennn! Terima kasih ibu sudah meluangkan
waktunya untuk datang ke acara kami. Terharu biru. Walaupun evaluasi dari acara
kemarin kurang koordinasi tapi yaa lumayan lah ya hehe. Semoga aja rutin diadakan
tahunan. Karna memang bermanfaat untuk adek-adek tpq. Dan aku merasa aneh
dengan group wa pasca event. Jadi sepi hehe. Padahal biasanya rame banget.
Ngomongin rapat lah, laporan sie ini itulah, tanya perlengkapan, belanja
bingkisan, dll.
Jadi relawan itu gampang-gampang
susah. Karna kamu harus bener-bener rela akan banyak hal. Rela waktu, rela
tenaga, dan rela pikiran. Disamping rela materi ya. Semua yang kamu lakuin itu
keikhlasan untuk membantu orang lain. Tanpa berharap apa pun balasannya dari siapa
pun. Namanya juga ikhlas. Eh salah, namanya juga rela-wan. Aku sangat amat
menghargai setiap orang yang meluangkan waktunya untuk orang lain. Karna waktu
adalah sesuatu yang tidak daapat ditukar dengan apapun. Coba bayangin, kamu
meluangkan waktumu untuk mengajari temanmu belajar suatu mata kuliah misalnya.
Anggap saja 1 jam. Waktu 1 jam itu kamu berikan untuk mengajarinya. Padahal di
kesempatan yang sama, bisa aja kamu pake waktu 1 jam itu buat belajar sendiri,
nonton, cari buku, nulis, hunting, atau segala sesuatu yang kamu suka dan
inginkan. Tapi kamu rela memberikan waktu 1 jam itu dan nggak bisa kamu minta
balik. Hidupmu berkurang 1 jam untuk orang lain. So sweet ya <3 (haha
lebay). Jadi hargailah orang-orang yang sudah merelakan waktunya untukmu. Sama
halnya dengan tenaga dan pikiran yang mereka relakan untuk sesama.
Lagi-lagi aku dibuat takjub oleh
beberapa anggota relawan senior. Gimana caranya mereka seikhlas itu meluangkan
sepersekian hidup mereka untuk orang lain? Semoga aku bisa seperti mereka
kelak. Aamiin.
Well, overall 2017 itu nano-nano.
Seneng, sedih, marah, kecewa. Alhamdulillah semuanya ada di tahun ini.
Ditahun ini alhamdulillah aku
bisa kelarin kuliah. Ngerjain skripsi jungkir balik. Ngumpulin mood buat ngetik
1 kalimat masyaAllah luar biasa. Ngerjain skripsi juga nyolong-nyolong waktu
disela kerja ehehe. Pak Rico maafkan saya ya pak. Kelar sidang proposal rasanya
plong sampe sempet melupakan lanjut kerjain 1 bulanan. Begitu deadline sidang
deket gelagapan. Lembur sampe pagi. Tiap hari ngewhatsapp dosbing baut
asistensi. Makasih Bu Amrita I Love You to the moon and back to the moon lagi
and back lagi. Bolak-balik stasiun dan daop buat minta data. Bayangin, nunggu
balesan acc buat mulai survey aja 1 bulan. Dan itu juga nggak langsung dikasih,
masih dibulet-buletin kesana kemari. Rasanya pengen marah karena dioper-oper
tapi apalah dayaku mahasiswa skripsi. Bisa apa mah. Akhirnya aku kontak semua
orang dalem buat nanyain gimana progresnya suratku. Hehe sampe-sampe bapaknya
yang nangani suratku bilang ‘kamu ini kenalannya banyak ya’ HAHA maafin ya pak.
Bapak sih kenapa belibet. The power of relasi dan socmed. Jangan ditiru ya rek.
Pas survey juga ada aja, begitu sampe porong istirahat sholat shubuh dan jalan
ke taman sebentar begitu mau balik ke surabaya eh ketinggalan kereta. Rasanya
pengen nangis guys. Well, karena aku sudah ijin telat ngantor, pagi-pagi minta
tolong temen-temen buat bantu survey (mereka jam 3 pagi sudah bangun dan otw
stasiun bayangin, love you guys), and honestly waktu itu aku lagi bokek banget.
Akhirnya balik ke surabaya naik elf. Merasa nggak enak, kecewa, dll. Akhirnya
beberap akali survey majulah aku sidang skripsi. Waktu sidang pun nggak
jauh-jauh dari drama. Dosen penguji benar-benar menguji. Sampe nangis. Pas ngasih
revisian ke dosen itu beliau bilang ‘Kamu kenapa kemaren nangis, orang saya lho
Cuma bercanda aja biar ada kenang-kenangan’ mak jleb nget. Yasudahlah akhirnya
sah lah saya menjadi sarjana. Alhamdulillah.
Setalah ketok palu aku pun
memutuskan untuk resign karena beberapa alasan. Alhamdulillah aku nggak pernah
nyesel resign. Walaupun beberapa orang bilang cari kerja itu susah, kenapa
resign. Aku yakin Allah udah kasih jalan untuk hambanya. Dengan resign aku pun
mengenal beberapa bocah yang menjadi muridku. Dengan menjadi mbak mereka aku
jadi belajar bagaimana menjadi seorang kakak, guru, dan ibu yang baik. Bagaimana
seharusnya mendidik seorang anak dengan karakter yang berbeda. Seru sih
menurutku hehe. Dan anak-anak ini buat aku berpikir, ternyata kids jaman now
ini bener-bener jauh dari tujuan mereka. Kecuali yang sd. Coba baca tulisanku
yang Kids Jaman Now.
Di tahun 2017 ini aku jarang
banget keluar kota. Gegara skripsi ahahah. Soalnya rasa ada beban kalo
ninggalin skripsi. Palingan terakhir yang ke kediri itu. Kalo malang nggak
masuk itungan kan ya hehe. Makanya itu aku juga udah jarang nulis soal
traveling. Jadi tahun ini aku lebih anak rumahan. Entah tahun depan kan udah
kelar skripsinya haha.
Beberapa hal yang nggak
mengenakan juga ada di tahun ini. Ngerasain sedih maksimal waktu harus
mengorbankan sesuatu yang sangat amat aku cintai. Sampe sempet down juga. Yaaaa
namanya juga hidup, semuanya serba titipan. Kalo yang punya mau ambil kita bisa
apa? Tersenyum dalam hati menangis haha. Kita mah manusia nggak punya apa-apa.
Ditahun ini juga aku jadi lebih
mengenal beberapa orang. Beberapa orang baru muncul dan beberapa yang sudah aku
kenal pergi. Yang lain ada yang tak ada kabar. Wajar. Lebih memahami apa arti
dari sebuah pertemanan. Mengenali batasan yang ada. Mana yang kawan dan lawan. Mana
yang kudu dipertahankan dan ditinggalkan. Ini bisa jadi ajang intropeksi diri. Mengapa
mereka memilih pergi? Wait, mereka yang pergi atau aku yang pergi? Siapa yang
salah? Aku atau mereka? Wajar jika seseorang ingin diperhatikan. Tetapi,
sudahkah ia memperhatikan orang lain? Bukannya hidup ini ada timbal baliknya. Sama
seperti, jika kamu tidak ingin menunggu saat janjian bertemu. Ya kamu jangan
terlambat saat janjian dengan orang. Sesimple itu sih.
Yaaaah, begitulah tahun 2017ku. Nano-nano!
Gimana ceritamu?
Dan untuk resolusi 2018, semoga
segala hal yang ada di list lebih banyak yang terlaksana. terutama soal rutin nulis di blog. karena aku nggak pandai untuk berbicara melalui lisan. Tulisan dan foto bisa menggambarkan seorang aku. Semoga segalanya
berjalan lancar dan jauuuhhh lebih baik lagi. Aamiin.
Post a Comment