30 Hari Bercerita Surabaya |
Kuraih kunci motorku dengan
tergesa dan memperhatikan kembali isi tas. Domper,
charger, buku, tempat pensil, dan botol minum. Baiklah, lengkap sudah. Aku
bergegas menuju ruang tamu untuk berpamitan dengan mama. Mencium tangannya dan berlalu dengan cepat.
Hari ini hari pertamaku
bertatapan langsung dengan para pencerita hebat. Pukul 3 aku tiba dilokasi
tepat saat adzan berkumandang. Kuputuskan untuk sholat terlebih dahulu.
Tiba-tiba ada seseorang yang menyapaku. Tersenyum. Kubalas tersenyum dengan
tanda tanya, Siapa ya?. Berlalu aku
segera sholat. Selesainya sholat, aku segera menuju meeting point. Di depan
pintu Perpustakaan Balai Pemuda. Hingga ada beberapa orang bertanya padaku,
“Mbak, meetup 30haribercerita?” aku tersenyum dan mempersilahkannya duduk.
Hingga kami terkumpul duduk melingkar.
Diawali dengan sapaan, Lana dan
aku jelasin kalo kita sesungguhnya bukanlah admin dari 30 Hari Bercerita,
melainkan sesama peserta seperti mereka yang kebetulan diemban tugas untuk
menjadi koordinator acara 30 Hari Bercerita chapter Surabaya. Lantas
menjelaskan bagaimana terjadinya meet up ini yang berujung ngemper di teras
perpustakaan ini di Minggu sore yang cerah-cerah hangat hehe.
Diakhiri dengan kalimat “Jadi
gitu guys”, mulailah mengalir perkenalan singkat dari masing-masing teman untuk
menyebutkan nama, asal, kesibukan, dan kesan mengikuti event #30HariBerita
kemarin. Kami berasal dari berbagai macam latar belakang. Ada yang baru
menjejaki dunia perkuliahan, mahasiswa tingkat akhir yang nggak kelar-kelar
(mahasiswa abadi hehe), pekerja swasta, wiraswasta, hingga ibu rumah tangga
dengan background mantan penyiar radio kondang Suara Surabaya. Soal usia?
Jangan ditanya. Kita mah semua generasi ada kayak gado-gado. Mulai dari era
70-an hingga seterusnya. Menulis tidak mengenal usia. Ternyata asal mereka juga beragam. Kebanyakan dari mereka adalah perantau. Ada yang dari Jombang, Magelang, Jakarta, Palembang, dan Kalimantan (aku lupa nama kotanya). Dan disinilah kami dipertemukan, di Kota Pahlawan.
Kesan mereka pun beragam. Yang
aku bisa tangkap dari ekspresi mereka adalah mereka sangat amat antusias untuk
mengikuti event bercerita di instagram kemarin. Berlomba-lomba jangan sampe
bolong. Komit untuk menulis tiap harinya. Sama-sam berlatih. Yang utang? Lunasi segera! Tapi, ada juga yang kalah sama buntu dan
malas, aku salah satunya ahahah. Dari 17 teman yang hadir, 3 dari mereka bisa
ikutan event full cerita 30 hari. Ialah Anton, Jujui, dan Sandy. “Kemaren itu
aku kan lagi garap skripsi ya. Jadi, ya sekalian ajalah nulis buat selingan
biar nggak jenuh skripsian”, yang ini cerita versi si Jujui. Luar biasa. “Itu
cerita pasti kebanyakan isinya curhatan ketemu dosbing” celetuk salah satu
teman yang disambut dengan tawa oleh yang lain.
Ada yang seneng banget akhirnya ikutan meetup karena doi udah ikutan event #30haribercerita ini waktu tahun 2012 masih jaman-jamannya di twitter. Ada juga yang baru pertama ikut, kayak aku ehhe. Trus ternyataaa ada pula yang ketemu saama idolanya. Ngakunya sih doi suka banget baca tulisan si dia eh ketemu deh di meetup.
Ada yang seneng banget akhirnya ikutan meetup karena doi udah ikutan event #30haribercerita ini waktu tahun 2012 masih jaman-jamannya di twitter. Ada juga yang baru pertama ikut, kayak aku ehhe. Trus ternyataaa ada pula yang ketemu saama idolanya. Ngakunya sih doi suka banget baca tulisan si dia eh ketemu deh di meetup.
aku kebagian baca surat dari mbak Novria hihi |
Kelar sesi perkenalan, mulailah
sesi membaca surat dari teman kita, penghargaan membaca surat pertama dilakukan
oleh mereka yang full nulis 30 hari. Isi surat Salam yang kami dapat pun
beragam. Ada yang beneran surat berisi salam untuk kita teman barunya sampe curhatan
sedih tentang si dia yang nggak kunjung peka haha. Lucu deh pokoknya. Seru.
Trus, karena ini kita nulisnya pake tulisan tangan jadi makin seru lagi pas
beberapa tulisan salah baca. Kayak resep dokter jadinya hehe. Karena kita cuma
sedikit, jadinya aku minta mereka pada baca semua. Dan suratnya harus dibawa
pulang. Difoto dan di up di instagram dikasih caption kesan pertemuan pertama
ini. Jangan lupa juga mention si empunya surat. Sebagai oleh-oleh pertemuan
ini. Suratnya dijaga yaaaa hihi.
Lalu, mulailah sesi baca cerita
favorit. Seharusnya sih di sesi ini kita baca cerita favorit kita yang ditulis
teman kita. Tapi, malah kebanyakan baca cerita favorit tulisan sendiri soalnya
nggak sempet ngesave cerita temen pas baca. Tapi nggak masalah. Toh tiap dari kita pasti pembaca tulisan kita sendiri.
Selepas membaca cerita, kita pun
saling sharing pengalaman sambil ngabisin cemilan ehehe. Dan beberapa teman pun
mulai mengusulkan beberapa hal baik untuk kegiatan kedepannya. Semoga aja ya di
acc sama mimin hehe. Karena kau setuju banget, sebuah perkumpulan akan hambar
jika tak dapat memberikan manfaat kepada sesamanya. Jadi terkesan Cuma
hura-hura aja gitu kalo nggak ngapa-ngapain hehe.
Bener-bener nggak kerasa deh udah
sore aja jam 6 dan masuk waktu maghrib. Dan tibalah saat kita berpisah.
Tenang, ini berpisah untuk bertemu kembali. Semoga dieprtemuan berikutnya lebih baik lagi dan lebih banyaaak yang bisa hehe.
Yeay!
Salam
Yeay!
Salam
Post a Comment