”Komunikasi itu penting. Makanya belajar ngomong yang bener biar orang mau dengerin”
Rasa-rasanya sering banget aku
denger orang-orang ngomong hal sejenis ini. Public speaking. Mereka selalu
berpikir kalo orang yang hebat adalah mereka yang mampu berbicara dengan baik. Entah
itu secara personal maupun didepan umum. Bahkan hingga banyak dibuka kelas. Jenis-jenis
kelas yang ditawarkan pun beragam harganya. Dari yang gratis sampe bayar
jutaan. Ada yang sehari beberapa jam aja, ada pula yang beberapa kali
pertemuan. Mereka diajarkan untuk dapat berbicara yang baik. Berbicara yang
baik disini aku rasa punya definisi ‘dapat mempengaruhi orang lain’. Agar orang
yang kita ajak berbicara itu mau menuruti mau kita. Sejalan dengan pikiran
kita.
Memang, aku akui berbicara itu
sangat amat penting. Supaya kita bisa dengan mudah menyalurkan pendapat kita. Kebanyakan
orang menilai seseorang dari bagaimana ia bisa berbicara dengan orang lain. Lancar
atau terbata-bata. Jika kamu bisa berbicara lancar, maka kamu akan dipandang
lebih. Lebih dipercaya, lebih dianggap, dan bisa jadi digaji lebih. Semua hal
bisa dengan mudah kamu dapatkan jika kamu mampu mengolah kata dengan baik dan
menyampaikannya secara lisan dengan baik pula.
Jika semua orang dilatih untuk
bisa berbicara, lantas siapa yang akan mendengarkan? Mengapa ada kelas
berbicara tetapi tak ada kelas mendengarkan? Apa ini yang jadi penyebab banyak
orang bunuh diri? Karena ia merasa tak ada orang yang bisa mendengarkan dengan
baik. Tak ada kelas yang mengajarkan bagaimana menjadi pendengar yang baik. Karena
setiap orang berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan kesempatan berbicara
terlebih dahulu.
Menjadi pendengar yang baik juga
bukan hal yang mudah. Malahan bisa dibilang jauh lebih sulit dibandingkan
dengan menjadi pembicara yang baik. Kalo menurut Peter Senge, untuk menjadi pembicara yang baik kita hanya butuh 3
unsur, yaitu:
a)
Mengirimkan pesan dengan jelas,
b)
Memilih media dengan tepat, dan
c)
Meminta kejelasan bahwa pesan diterima dengan
baik .
Sedangkan untuk menjadi pendengar
yang baik, kita butuh 6 unsur, yaitu :
a)
Hearing, berusaha memperhatikan dengan konsentrasi
penuh,
b)
Understanding,
berusaha mengerti pesan secara komprehensif,
c)
Remembering,
mencoba mengingat pesan (mencatat jika perlu),
d)
Interpreting,
mencoba menginterpretasi pesan dengan objektif,
e)
Evaluating,
mengevaluasi keseluruhan maksud pembicara,
f)
Responding,
mencoba mengulang pesan untuk memastikan.
Nah lho kan banyak banget yang
kudu dilakukan kalo mau jadi pendengar yang baik. Otomatis hal ini pun berbobot
lebih ketimbang lawannya. Komunikasi yang baik juga membutuhkan pendengar yang
baik. Bayangin aja kalo ada dua orang yang sama-sama pengen ngomong, sama-sama
pengen didenger tanpa mau mendengarkan. Apa nggak sama aja kayak ngomong sama
kaca?
Ngomong-ngomong soal kaca, coba deh berkaca. Lihat telingamu
ada berapa? Bandingkan dengan mulutmu ada berapa? Hehe
Post a Comment