Jatuh cinta itu nggak ada yang
salah. Bukannya cinta itu anugerah dari Yang Maha Kuasa? Lantas mungkin kah
karunianya itu salah? Nggak dong. Bukan cintanya yang salah, tapi bisa jadi
manusianya. Pikirannya, tangan, kaki, dan indra yang lain yang salah. Karena
cinta itu diem aja. Tergantung mau kita apain. Mau kita ungkapin, atau diem aja
itu pilihan kita. Tapi inget resikonya masing-masing ditanggung penumpang ya
hehe.
Kalo kamu ungkapin, kamu harus
siap dengan beberapa perubahan. Misalnya nih, kamu unkgkapin ke doi, bisa jadi
dia seneng bisa jadi dia nggak suka dan ngejauh. Kalo yang ini, didalam islam
nggak dianjurkan yaaa hehe. Yang bener, ungkapin ke orang tuanya. Tapi, kamu
kudu siap. Kalo sama-saama iya dilanjut ke pernikahan, kalo nggak ya sudah jangan
galau berarti bukan jodohnya. Atau kamu lebih milih diem karena beberapa
alasan, nggak siap misalnya. Nggak masalah, bukan berarti cemen kok. Justru
baik, karena kamu jadi berkaca mungkin ada yang perlu diperbaiki dulu. Sambil
berbenah sambil berdoa. Kalo udah siap baru maju, ke orang tuanya tapi yaaa.
Akar feminisme |
Terus gimana dong mereka-mereka
yang salaah jalan?
Ayo deh kita bantu mereka balik
ke jalan yang semestinya. Hal-hal seperti itu aku yakin banget bisa sembuh. Iya,
menurut aku hal itu memang penyakit, jadi pasti bisa sembuh. Dan kalo kalian
yang punya teemn kayak gitu, jangan dijauhi. Justru dibantu pelan-pelan. Coba
mulai dekati perlahan sambil ditanya kenapa bisa begitu. Karena (menurut
beberapa artikel yang aku baca) mereka bisa jadi seperti itu kebanyakan
disebabkan oleh trauma masa lalu. Dulunya mereka normal. Menjalin hubungan
dengan lawan jenis. Suatu ketika, bisa jadi mereka disakiti, dikhianati, dll
lantas mereka merasa trauma menjalin hubungan lagi dengan lawan jenis. Dan pada
saat mereka down, misalnya perempuan nih, si perempuan ini cerita sama temen
perempuannya. Waktu cerita, dia merasa lega dan berpikir cuma perempuan yang
bisa mengerti dan nggak bakal nyakitin dia. Akhirnya timbullah penyakit itu. Dan
perempuan yang baik-baik saja ini, juga bisa jadi tertular oleh temannya yang
tadi.
Kalo kamunya nggak bisa bantu,
minta tolong orang lain yang sekiranya lebih bisa dari kamu, tokoh masyarakat
misalnya. Atau lebih tepatnya bawa ke psikiater. Tapi, buat kalian juga
hati-hati ya jangan sampe terjerumus hehe. Inget, balik lagi. Iman kalian
masing-masing harus kuat. Apapun agama kalian. Yang aku yakini adalah, apapun
agama kalian kalo kalian mengimani agama tersebut dan menyakini kepada Sang
Pencipta, aku yakin kalian nggak bakalan terjerumus dan nggak bakalan mendukung
aksi dilegalkannya pernikahan sesama jenis ini.
Sebenernya aku jug baru bener-bener
mikir dan browsing hal ini beberapa hari lalu. Sedikit cerita aja sih, ambil
positifnya aja jangan berpikir negatif ya hehe. Jadi waktu itu lagi ada diskusi
mengenai feminisme yang terjadi di Indonesia awal Maret kemarin. Paham
feminisme ini dijelaskan seperti pada umumnya yang kita ketahui, kesetaraan
gender. Intinya, wanita harus merdeka, setara dengan laki-laki perihal karir,
pendidikan, dll. Tapi, ternyata selain paham tersebut juga ada paham lain. Feminisme
yang digemborkan oleh masyarakat dunia luas itu menjurus kepada dilegalkannya
pernikahan sesama jenis. ‘Mereka’ ingin kaumnya dianggap selayaknya menjalin
hubungan lawan jenis di hadapan publik. Kaget? Hehe, iya sama aku juga. Satu hal
yang bikin aku bertanya-tanya adalah, apakah mereka yang ikutan demo kemarin
ini paham akan hal tersebut? Jangan-jangan mereka nggak tau dan asal ikut aja
karena mereka kurang paham. Duh, kan ya susah kalo kayak gitu.
Bendera Pelangi (taukan simbolnya apa?) |
Aku harap, kalian yang baca ini
bukan salah satu dari mereka ya. Semoga aja ada jalan keluar yang baik untuk
masalah ini.
Sekian. Terima Kasih.
PS : eh kalo ada yang salah tolong dikoreksi ya. bisa email ke aku deamerina@gmail.com makasih :)
Post a Comment