Rilis : 18 Oktober 2018
Pemain : Dimas Anggara, Bunga Zainal, Deva Mahendra,
Christine Hakim
Sutradara : Rudi Aryanto
Genre : Drama
Spoiler alert!
Banyu Anggoro (Dimas Anggara).
Seorang anak laki-laki yang hanya tinggal berdua dengan neneknya, Eyang Uti
(Christine Hakim). Ibunya pergi begitu saja karena enggan merawat Banyu saat
tahu Banyu lahir mengalami gangguan mental.
Tidaklah mudah merawat anak dengan
keterbelakangan mental. Eyang selalu berusaha tetap tegar dan sabar membesarkan
Banyu seorang diri terlebih menanggapi omongan tetangga yang kurang pantas
didengar. Begitu pula Banyu, tidak mudah menjadi pribadinya.
Banyu didiagnosa mengalami SpektrumAutism. Yaitu, gangguan mental dengan kondisi menarik diri dari lingkungan
sosial. Alias anti sosial. Keadaan ini baru diketahui Eyang Uti saat Banyu
memasuki masa sekolah TK.
Setiap kali pelajaran dimulai Banyu seringkali tidak
tertarik untuk mengikuti pelajaran. Entah itu menyanyi atau bermain dengan
teman sebayanya. Ia memiliki dunianya sendiri. Banyu suka sekali menggambar. Satu-satunya
hal yang bisa ia lakukan dengan baik.
Dia juga menyukai hujan. That’s why
judulnya 'Dancing In The Rain' hehe. Oh iya dan juga namanya, Banyu yang artinya
air dalam bahasa jawa. Karena air adalah sumber kehidupan manusia. Dari namanya,
Eyang Uti juga berharap kalo kelak Banyu juga bisa jadi sumber kehidupan
sesama. At least, bermanfaat untuk sekitarnya.
Pernah sekali Banyu yang ansos
nggak pernah keluar rumah tiba-tiba memutuskan untuk keluar. Mau coba-coba main sama tetangga karena dia ngeliat anak-anak main kok kayaknya asik banget.
Awal pertemuan Banyu dan sahabatnya
Sewaktu
tiba di lapangan bola, dia pegang bola sepak dan nggak mau dikasih ke
anak-anak. Oh iya jadi Banyu ini kalo udah suka atau pegang sesuatu dia nggak
mau direbut secara paksa.
Terus eh anak-anak nggak terima dan malah ngamuk. Alhasil
mereka pun ngeroyok si Banyu. Untung aja ada Radin yang dateng nolongin Banyu. Sejak
saat itu Radin dan Banyu bersahabat.
Tanda persahabatan mereka dimulai waktu si
Radin ngajarin Banyu ngetapel dan kasih ketapel buat jaga diri. Yang dari
ketapel itu Banyu nolongin Kinara yang lagi digangguin sama temen-temennya. Yap.
Sosok sahabat Banyu yang kedua adalah Kinara. Perempuan cantik yang sayangnya
dari kecil udah di diagnosa dokter kena Meningitis.
Hingga waktu pun berlalu dan
mereka beranjak dewasa. Banyu tumbuh sebagai remaja yang pandai. Suka banget
main rubik. Bahkan doi bisa main rubik tanpa ngeliat rubiknya! Banyu juga
sering banget ikut-ikut kompetisi sains dan sering juga juara. Sedangkan Radin
tumbuh sebagai pemain basket. Kinara tumbuh menjadi sosok gadis cantik yang
periang.
Ibu Radin melarang berteman
Konflik mulai muncul sewaktu mama
Radin memfitnah Banyu. Sendari kecil, mama Radin memang selalu melarang Radin
untuk berteman dengan Banyu. Katanya, Radin nggak pantas untuk berteman dengan
anak gangguan mental kayak Banyu.
Jahat emang ya doktrin kayak gini ini. Radin
dateng waktu Banyu nggak sengaja mendorong Mamanya sampai jatuh. Dari situ
Radin marah sama Banyu. Disaat yang sama Mama Radin juga memberi tahu Kinara
untuk tidak menemui Radin lagi.
Saat pertandingan final,
tiba-tiba Radin jatuh dan harus dibawa ke rumah sakit. Tanpa disangka-sangka,
Radin nyatanya mengalami gagal jantung dan harus segera melakukan tranplantasi
jantung.
Mamanya panik bukan main. Disaat itulah Banyu yang sudah menganggap
Radin adalah saudaranya rela memberikan jantungnya. Disaat yang sama kondisi
Kinara semakin memburuk dan harus dirawat dirumah sakit.
Banyu mendonorkan jantungnya
Saat Banyu memutuskan untuk
memberikan jantungnya pada Radin, ia tak memberi tahu siapapun. Cuma nulis
surat “I want to give my heart to my brother, Radin”. Surat itu dimasukin ke
amplop juga foto mereka bertiga.
Banyu pamitan sama Eyang Uti waktu beliau
tidur. Banyu sedih meninggalkan Eyang Uti, tapi ini sudah menjadi pilihannya.
Banyu pun pergi ke tengah jalan. Saat itu hujan turun, ia tersenyum dan
menyebrang dengan sembarangan. Ia pun tertabrak truck.
Saat itu pihak rumah sakit
memberi tahu Mama Radin bahwa ada seseorang yang ingin mendonorkan jantungnya
untuk Radin. Mamanya pun menemui pendoron tersebut. Betapa terkejutnya ia saat
mngetahui Banyulah pendonor itu. Mama Radin pun merasa bersalah dan memohon
ampun pada Eyang Uti karena sering menghina-hina Banyu.
Setelah operasi dilakukan Radin
baru tersadarkan dari tidur panjangnya. Ia ingin menemui Banyu. Sayangnya Banyu
tak dapat ia temui. Ia pun sedih. Dan bertambah sedih lagi sewaktu ia tahu
bahwa jantung yang ia miliki adalah jantung Banyu.
Dibagian ini menguras air
mata bngeeeettt. Karena ditayangin masa-masa mereka masih main bareng. Kinara dan
Radin pun mengunjungi pemakaman Banyu. Pada akhirnya Banyu emang sesuai
namanya, bermanfaat buat orang lain.
Jadi, filmnya....
Sedih banget deh endingnya. Banjiiirrr
air mata hehe. Sebenernya pesan di film ini bagus ya. Kita tuh emang kudu ikut
ngerangkul orang-orang kayak Banyu. Bukan malah ngejauhin. Kayak misalnya si
ortunya Banyu ini. Mereka nggak terima dengan keadaan trus nggak mau ngerawat
Banyu.
Padahal Banyu ini pinter banget dan nurut. Yaaa, mungkin namanya juga
orang tua pengennya punya anak yang normal. Anak normal aja masih susah
didiknya apalagi anak spesial hehe gtu kali ya mereka mikirnya. Padahal banyak
orang yang pengen bisa punya anak. Anak itu bisa dibilang ujian dan berkah juga
buat ortunya ya hehe.
Aku dulu waktu smp dan sma juga
pernah punya temen gangguan mental. Keduanya emang pada pinter. Geleng-geleng
aja liat mereka bisa pinter gtu hehe. Tapi miris juga sih, kadang mereka sering
dikerjainn.
Kayak waktu itu pernah ada temen yang iseng nyeletuk minta temenku
yang gangguan mental ini buat terjun ke kolam ikan. Eh, terjun beneran dan
temenku yang nyuruh pun dipanggil guru bk gtu.
Overall film ini sebenernya
bagus, Cuma sayang aaja konfliknya kurang greget. Kayak, udah gini doang? Tp mungkin
sulit ya memvisualkan sesuatu itu emang hehe. Akting anak kecilnya juga
nanggung sih menurutku. Kalo di compare sama film My Idiot Brother, masih oke
My Idiot Brother menurutku hehe. Tapi ceritanya ini bagus sih. Sukaaaa sama
pesan-pesannya.
2 comments