Dulu, image pengajian biasanya di
identikkan dengan para ibu-ibu atau bapak-bapak yang lagi kumpul di masjid. Tema
yang dibahas pun cenderung kaku dan berat. Trus, ust atau usthnya kebanyakan
yang udah berumur. Pakaian yang dikenakan juga pakaian dinas ala ust/usth yang
lagi ceramah. Nggak menarik banget deh pokoknya buat anak muda. Serius banget.
Tapi, beberapa tahun belakangan image
itu berubah drastis. Kalo diperhatiin sekarang masjid-masjid dipenuhi oleh
kawula muda. Alhamdulillah suatu kemajuan. Title yang melekat pada mereka
adalah pemuda hijrah.
Apasih yang bikin pemuda-pemudi
tertarik untuk ikut kajian?
Jomblo. Jodoh. Dua pembahasan ini
yang menarik para jomblowan jomblowati mencari jodoh. Hmm, aku rasa sih emang
tepat sasaran. Mungkin karena kebanyakan populasi di era ini adalah usia
produktif alias 20tahunan keatas. Entah kenapa dan gimana asal usulnya, jaman
sekarang orang dengan status jomblo itu digambarkan seolah adalah orang yang hidupnya
paling menyedihkan didunia ini. Sampe ledek-ledekan. Bahkan, 80% guyonan meme
lokal dan internasional adalah perihal kejombloan. Padahal, ya nggak gitu-gitu
amat.
Sampe-sampe hampir semua kajian
pemuda hijrah bertemakan kedua hal tersebut. Kalo nggak perihal move on ya
gimana caranya dapet jodoh cepet atau kajian pranikah. Semuanya serba jodoh,
jodoh, dan jodoh. Kayak gini,
A :
Mau kemana?
B :
Pengajian
A :
Cieehh, kajian pranikah yaaa / Cieehh, kajian move on yaaa
Dan lama-lama aku pun mulai (maaf)
eneg. Kayak, men kenapa sih kudu hal itu mulu yang dibahas? Emang nggak ada hal
lain yang bisa dijadiin topik? Toh hidup kita ini bukan melulu soal hati merah
jambu. Dan hijrah itu juga bukan melulu soal jodoh. orang hijrah itu orang yang
ingin memperbaiki diri. Buat siapa? Jodohnya? Bukan! Ya buat dirinya
sendirilah. Ngapain berubah buat orang lain.
Lambat laun, aku sempet baca di
ig perihal mereka yang (mungkin) kesel juga dengan kedua pembahasan ini. Aih,
ramenya. Dari yang halus sampe kasar ada. Macam-macam lah netijen kita ini.
Karena kepo, aku pun iseng
browsing dan nemu artikel yang cukup menjelaskan latar belakang digemborkannya
kajian pemuda hijrah secara garis besar.
Siapa sasaran kajian? Anak muda
mulai usia awal 20tahun terutama yang jomblo.
Kenapa kudu yang jomblo? Soalnya mereka
ini rentan dan gampang baper. Ada yang masih labil pula. Bisa-bisa jatuhnya ke
hal-hal negatif kalo nggak mampu nahan ejekan ataupun syahwat.
Terus tujuannya? Menjauhkan
hal-hal yang tidak diinginkan seperti tindak kriminal (pelecehan seksual dll),
hamil diluar nikah, tingginya tingkat aborsi, dst. Lalu, menancapkan iman
dihati mereka. Biar nggak galau mulu. Nggak kosong hatinya Cuma gegara nggak
ada pasangan.
Solusinya? Menikahlah bagi yang
mampu dan siap. Bukan berarti semua pemuda kudu segera menikah.
Intinya, hijrah itu bukan melulu
soal mencari jodoh, mengejar jodoh, atau apapun lah itu soal jodoh. Tapi, fase
memperbaiki diri untuk kehidupan yang lebih baik. Untuk menjadi pribadi yang
pada awalnya nggak tahu jadi tahu. Yang awalnya nyasar jadi on track. Dan yang
paling penting memperbaiki doktrin-doktri yang selama ini melekat tanpa tahu
pembenarannya.
Jadi, nggak semua orang yang
hijrah itu ngebet nikah.
Post a Comment