Menjadi seprang perempuan
tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dipikirkan dan diemban. Apalagi menyangkut
agama. Di dalam agamaku, perempuan sangat dihargai. Dilindungi bak mahkota. Betapa
tidak. Kami harus menutup seluruh bagian tubuh kami diluar rumah. Termasuk rambut
yang notabenenya adalah daya tarik seorang perempuan. Hal ini dilakukan untuk
menjaga diri si perempaun itu sendiri. Tidak ada keuntungan apapun di pihak lain.
Hanya si perempuan itu.
Bukan hanya penampilan yang harus
dijaga. Ada batasan tersendiri yang harus dilakukan. Menjaga jarak dengan lawan
jenis misalnya. Aku salut kepada mereka yang mampu melakukan itu. Baik perempuan
ataupun laki-laki. Pendapat beberapa orang memang berbeda-beda. Apalagi melihat
situasi dan kondisi dari tempat tersebut. Misalnya di Saudi, mereka terbiasa
dengan perilaku untuk tidak saling bersentuhan dengan lawan jenis. Sedangkan di
Indonesia, kita terbiasa dengan adat sopan santun dan tata krama. Anggap saja
mereka lebih menjunjung pancasila. Sehingga akan dianggap aneh untuk menerapkan
perilaku itu di Indonesia. Kaum minoritas.
Sekali lagi, aku sangat amat
salut kepada mereka yang berani memutuskan untuk berlaku seperti itu. Dimanapun.
Kapanpun. Tanpa peduli apa yang dipikirkan orang lain. Mereka memegang teguh
apa yang mereka yakini. Seandainya kita tahu dan paham, mungkin kita akan
menghargai dengan apa yang mereka pilih. Bukannya menaikkan alis dan menancapkan
label dengan hal-hal yang tak seharusnya. Setiap orang memiliki alasan yang
dapat dipertanggung jawabkan oleh dirinya sendiri atas pilihan yang ia buat.
Sudah pernah lihat film Ayat-Ayat
Cinta 2? Ada scene yang membuatku begidik dan menangis haru. Saat itu Aisyah
pergi ke Palestina untuk menjadi relawan. Tanpa diduga ia tertangkap tentara
Israel. Ia diseret tiga tentara itu ke penjara. Di penjara itu hanya ada
wanita. Tak ada lelaki satu pun. Saat ia dimasukkan penjara, ia melihat tentara
yang tadi membawanya membuka sel didepan selnya dan menyeret perempuan didalam
sel itu. Tahu apa yang dilakukan tentara itu? Ya. Memperkosa perempuan itu. Melihat
itu, Aisyah mencari cara bagaimana agar ia tidak bernasip sama dengan perempuan
itu. Ia merusak wajahnya dengan menggosok-gosokkan wajahnya pada dinding sel
yang berlubang. Ia juga melumuri tubuhnya dengan kotoran yang ia dapatkan dari
closet. Ada satu hal lagi yang harus dijaga. Ia mencari-cari sesuatu yang dapat
melindunginya. Ia menemukan pipa besi dan merusak bagian tubuhnya sendiri yang
diinginkan oleh tentara itu. Seperti itu.
Aku tahu menuntut pengertian
sangat susah. Bukan hanya disini. Dimanapun itu. Tetapi, bukannya lebih damai
jika kita saling memahami dan menghargai pilihan orang lain? Perihal apapun
itu.
Post a Comment