IDN Times merupakan salah satu medianya anak milennial, sesuai degan namanya. Ada yang belum pernah tau media yang satu ini? Coba deh main-main ke website siapa tahu tertarik. Gimana? Cukup menarik kan? Atau bahkan kamu ada yang punya pikiran pengen nulis di situ juga?
Nah, buat kamu yang hobi nulis, IDN Times juga menerima tulisan dari luar lho. Selain tulisamu bakalan di publish, kamu juga berkesempatan untuk mendapatkan fresh money. Wadaw, kurang enak apa yakan udah di publish di website kece di kasih ‘ucapan terima kasih’ pula.
Setiap tulisan yang kamu kirim bakalan jadi poin. Dan poin tersebut akan bisa dicairkan dengan batasan minimal 2500 poin yang setara dengan 250ribu ke rekening kamu. Untuk ketentuan poinnya bisa cek di halaman dashboard ya.
Syaratnya apa aja? Harus kirim lamaran nggak? Nggak kok tenang, nggak ribet. Kamu tinggal buka website IDN dan gabung jadi community. Nah, kalau sudah, tinggal post deh.
Eits, tapi ternyata nulisnya nggak semudah itu kisanak. Jadi, meski IDN Times menerima tulisan dari luar (community) tapi tetep kudu di moderasi (proses editing). IDN juga punya editor khusus yang ngedit tulisan community. Nggak bisa sembarangan karena mereka juga punya standar tulisan. Kalau kalian sudah join, ada panduan nulis di community juga kok.
Nah, kali ini saya mau berbagi tips nulis di IDN Times yang selama ini saya lakukain. Yaa, siapa tahu membantu yakan? Check this out!
Siapkan tuisan
Saya saranin sih kalau nulis jangan langsung di website. Tulis dulu entah di word atau notepad. Soalnya website-nya IDN Times terus terang aja sering error. Jangan sampai deh kalau sudah nulis panjang-panjang, eh tahu-tahu error dan ilang kan nggak lucu yekan? Jadi mending tulis dulu di luar biar ada back-up file-nya.
Buat judul semenarik mungkin
Sebelum kamu membuat tulisan, usahakan untuk riset dulu di google tulisan itu sudah pernah dimuat di IDN Times atau belum. Caranya tinggal ketik judul atau topik yang mau diangkat terus tambahkan ‘idn times’. Nah, setelahnya pasti keluar deh topiknya sudah pernah ditulis atau belum. Kalau ternyata sudah, carilah topik lain soalnya editor nggak bakalan ngelirik tulisan yang sudah pernah ditulis gaeeesss. Tapi, kalau ternyata belum ditulis, lanjutkeeuunnn~
Berikan angka pada awal judul
Meski ada beberapa jenis tulisan yang bisa dikumpulin, narasi dan listicle, saya pribadi lebih milih nulis listicle karena sumbernya banyak hehe. Kalau bisa sih awali judul dengan angka (kalau buat tulisan listicle). Karena biasanya pembaca lebih suka kalau ada poin/garis besar yang sudah jelas. Menurut mentor saya, pembaca kadang nggak membaca secara keseluruhan sebuah artikel. Kalau dia tertarik dengan judulnya, biasanya dia cukup baca poin-poin utamanya saja. Nah, intinya dengan membaca poin utaanya pembaca sudah menangkap inti dari keseluruhan artikel.
Pahami gaya bahasa
Tiap media tentunya memiliki gaya bahasa yang berbeda-beda. Sebelum memutuskan untuk menulis, lebih baik kamu pahami dulu gaya bahasa website tersebut. Misalnya untuk penulisan kata ‘nggak’. Di beberapa media ada yang ditulisan dengan ‘gak’ ada pula yang ‘nggak’, atau ‘enggak’. Begitupula dengan kata lainnya. Karena itu bisa jadi ciri khas media tersebut. Sama kayak misalnya Hipwee punya ciri khas tanda layar (~) di setiap judulnya. Hal ini tentu nggak berlaku di IDN Times.
Perhatikan sumber gambar
Karena tulisan listicle, tentu artikel kamu bakalan butuh gambar yang mendukung di setiap poinnya. Kamu bisa mengunduh gambar di beberapa website gratis seperti Pixabay, Pexels, dan Unsplash. Sebelum mengunduh, usahakan untuk memilih resolusi yang sesuai dengan ketentuan di IDN ya gaeess. Karena kalau terlalu besar/kecil nggak akan bisa diunggah di website IDN. Semua gambar yang digunakan di website IDN landscape ya.
Kenapa sih harus ada resolusi khususnya? Semakin besar resolusi yang digunakan, maka untuk membuka website tersebut tentu akan semakin lama (berat). Nah, kalau terlalu kecil, gambarnya bakalan pecah dan jadi nggak menarik lagi dong untuk dilihat. Nah, kira-kira begitu hehe.
Cek ulang tulisan kamu
Yang namanya editor, pasti lebih seneng dong kalau dapet tulisan yang kesalahannya dikit. Kalau bisa sebelum submit, edit secara mandiri tulisanmu. Hal yang paling penting adalah cek tulisnamu sudah sesuai EYD atau belum. Saya pribadi juga masih sering banget buka website kbbi hehe. Buat memastikan. Selain itu, tanda baca juga penting. Usahakan menulis seperti kamu berbicara. Jangan kepanjangan, nanti bengek di tengah hehe.
Nah, kira-kira sih begitu. Kalau sudah sesuai panduan menulis IDN pasti bakalan di publish kok. Baca tulisan sendiri di publish di IDN Times itu ada kebahagiaan tersendiri gitu. Yaaa, lumayan lah buat portfolio, bener nggak?
Sekiyaaann~
8 comments
aku belum pernah mencoba content writing untuk website-website ternama, tapi juga kepikiran dan tertarik untuk mencoba menjadi content writer hihi biar dapat pengalaman baru. Ahh terima kasih mbak Dea sudah memberikan motivasi untuk mencoba menjadi content writer!
eh nulis di IDN juga? jadi berasa reuni haha
iyaa bener banget. alhamdulillah sih belom pernah sampe di blacklist.
masih rajin nulis ga mbak? aku udh jarang nih mau mulai lagi nih hehe
semangaat nulisnyaaaa. aku juga lagi berusaha memotivasi diri lagi ini hehe
Kayaknya aku terakhir nulis bulan lalu apa ya hahaha udah lama banget juga nggak nulis Mba.... sibuk dengan kerjaan dan mau fokus dengan blog lagi hahaha
Semangat ngeblog lagiiii!!!