Judul : Quarantine Tales
Release : December 2020
Duration : 90 minutes
Nougat
Menceritakan kisah tiga kakak beradik, Ubai, Ajeng, dan Deno. masing-masing dari mereka menjalani hidup masing-masing dan berjarak setelah kepergian orangtua mereka. Meski pun begitu mereka tetap berusaha untuk berkomunikasi dengan memanfaatkan teknologi, video call. Hingga suatu hari Ajeng nggak tahan lagi untuk nggak berkata sejujurnya pada Ubai. Kata-kata Ajeng itupun membuat Ubai sakit hati dan mereka berjarak.
Cook Book
Seorang koki yang terjebak dalam rumah karena pandemi, akhirnya berhasil membuat buku resep. Suatu malam, ia mendapatkan telepon dari seorang yang tak dikenalnya melalui video call. Anehnya gadis itu mengatakan bahwa mereka berdua adalah manusia terakhir yang tersisa. Mereka harus melakukan sesuatu untuk tetap bertahan.
Prankster
Seorang Youtubers yang populer karena konten isengnya suatu malam sedang melakukan live streaming dengan salah satu temannya, Aurel. Awalnya mereka berdua hanya berbincang biasa, tetapi ternyata Youtubers itu juga sedang melakukan prank pada Aurel. Aurel sih sabar, nggak marah. Sampai saat live streaming sudah berakhir, Aurel menelpon kembali Didi via video call. Saat itulah Aurel membalaskan dendamnya akan perlakuan Didi padanya.
Happy Girls Don’t Cry
Seperti biasa, saat itu Adinda sedang melihat konten Youtube miliki Youtubers favoritnya. Ia rutin mengikuti giveaway yang diadakan Youtubers tersebut hingga suatu hari ia pun menang dan mendapatkan iMac. Saat hadiah tersebut tiba, ia pun dibuat bingung dengan keadaan. Ayahnya berniat menjual iMac tersebut untuk bertahan hidup. Di sisi lain, Adinda ingin menggunakannya karena itu adalah satu-satunya hal yang ia miliki.
The Protocol
Seorang perampok dalam perjalanan pulang setelah menyelesaikan misi mereka berdua. Di tengah jalan, salah satu dari mereka tiba-tiba tewas setelah batuk mendadak. Temannya pun berpikir rekannya tewas karena virus. Ia dilema apa yang harus dilakukannya, apakah harus meninggalkannya di jalananan atau menguburkannya dengan resiko ia akan tertular juga.
Review
Awalnya saya nggak nyangka kalau film ini terdiri dari 5 cerita pendek. Saya cuma tahu kalau Dian Sastrowardoyo jadi sutradara di film ini. Jadi saya penasaran aja tanpa liat trailernya dulu 😂
Sejujurnya film ini biasa aja sih menurut saya tapi tetap relate dengan kondisi pandemi. Dari 5 cerita pendek tersebut saya suka bagian Prankster dan Happy Girls Don’t Cry. keduanya bener-bener issue yang patut diperhatikan untuk para creator. Creator di sini maksud saya adalah mereka yang membuat konten. Yang sudah terkenal atau pun yang masih pemula 😉
Prankster. Setiap orang sih bebas mau terkenal atau nggak, tapi yah kalau bisa lah bikin kontennya juga yang bermanfaat. Saya pun sering heran sama penonton akun Youtube yang isinya prank, kenapa mereka suka banget ya nonton konten yang isinya ngerjain orang dari yang tingkat rendah sampai berlebihan yang jatuhnya kurang ajar bin nggak sopan. Masih inget kan Youtubers yang bikin konten ngeprank kasih teman-teman waria sampah? Sejujurnya saya nggak habis pikir. Kalau mau ngelucu sih, buat saya pribadi itu nggak ada lucu-lucunya sama sekali. Atau kalau mau ngelawak ya ikut stand up comedy aja gimana? Kan lebih menghibur tuh kayak Bintang Emon misalnya hehe 😌
Kalau sampe kayak si Aurel yang gara-gara di prank makan kue ‘sabun’ terus berakibat lidahnya mati rasa gimana? Padahal Aurel suka banget bikin kue. Jelas dia sedih nggak bisa ngerasain kue hasil buatannya. Sampai akhirnya dia pun bales dendam membunuh Didi, temannya yang nge-prank pakai kue buatannya yang udah dikasih racun 😢
Dan, lagi-lagi jari warganet yang kurang rasa empati asal aja ngetik di kolom komentar instagram Aurel. Aurel yang jadi psycho karena sakit hati dan dendam pun bikin giveaway kukis. Pemenangnya? Sudah bisa ditebak. Warganet yang hobi komen buruk di akunnya. Selamat menikmati kukis beracun, gitulah pesannya.
Happy Girls Don’t Cry. sejak teknologi makin canggih dan banyak bermunculan Youtubers baru beserta banyak pula penontonnya, mereka berlomba-lomba mengabadikan momen. Mulai dari momen bahagia hingga sedih. Semuanya demi konten. Settingan atau nggak.
Di cerita ini yang paling mengena buat saya adalah saat Adinda memilih meninggalkan rumah dan begitu ia keluar rumah langsung ditabrak motor dan luka-luka. Ibunya pun lari nolongin Adinda, bapaknya lari menyelamatkan iMac yang gagal dijualnya dan tergeletak dijalanan. Di bagian ini, handphone Adinda menyala dan menayangkan salah satu Youtubers yang lagi mengadakan giveaway. Bapaknya yang lagi liat pun langsung secara spontan merekam keadaan Adinda yang luka-luka dan ibunya yang teriak-teriak minta tolong. Bisa bayangin kan adegannya? Adinda yang masih belum ditolongin dan bapaknya yang lagi megang handphone ngerekam anaknya 🙃
Over all film ini cukup bikin hati miris dan melek dengan kondisi lingkungan kita sekarang. Saya berharap sih ada film utuh dari Prankster dan Happy Girls Dont Cry. saya salut bangeet sama para tim produksi film ini yang masih tetap bisa aktif dan berkarya di masa pandemi iniiii. Menghasilkan karya dengan keterbatasan jarak itu nggak mudaah. Salut deh 🌻
15 comments
jadi ingat pernah baca berita, aku belum tahu benar atau tidak. pacarnya disuruh diam di luar padahal dingin banget sampai minus. akhirnya si cewek meninggal. sedih banget demi popularitas.
kok tega bener sih 😭
moga aja kita dijauhkan dari hal-hal begituuuu aamiin
bisa jadi juga sih karena orang-orang udah pada capek habis kerja jadi hiburannya yang 'iseng-iseng' hehe. aku pun sering denger begitu kalo lagi bahas media sosial sama temen-temen
selamat menontoonnn~
aah iyaa bener black mirror aku juga suka bangeeett
sama the social dilemma juga tuh sedep-sedep ngeri gimana gitu huehue
Thanks banget Mba rekomendasinya bisa cocok buat film long weekend nih
yeaayyy selamat menonton mbak Tikkkk
kutunggu reviewnya jugaaa hihi 😁
Plot twist banget yak
Selamat menikmati~
makasih kak ^^