Judul : Hitam Putih
Author : Budi Satrio
Publisher : Worklit
Published : 2012
Pages : 235
Genre : Fiksi
Novel Hitam Putih ini sebenarnya udah lama banget nangkring di rak buku saya. Saya inget banget beli buku ini di event BBW yang berarti sekitar tahun 2016-an haha. LAMA BANGET BARU BACAAA!! Ketahuan kan sering nyimpen buku. Beli mulu nggak dibaca-baca. Ada yang begini juga? Tos dulu! 😜
Here we go, review novel Hitam Putih~
Buku ini nyeritain tentang apa toh?
Dewa. Seorang senior lawyer kesayangan big bos yang memiliki kehidupan sempurna. Tinggal di apartemen mewah, punya mobil mewah kesayangan, kekasih perfect yang tulus cinta sama Dewa, dan karir juga bagus.
Dahlah, orang kayak Dewa gini nggak mungkinlah nggak happy.
Sayangnya, di tengah semua surga dunia yang ia miliki, Dewa merasa hampa. Dia merasa ada satu keping puzzle penting yang bakal bikin hidupnya sempurna, tapi ia sendiri nggak tahu itu apa.
Meski sering termenung memandang langit sore di cafe favorit, Dewa tetap bekerja seperti biasa. Ia akan selalu profesional dalam hal pekerjaan. Pak Bambang, pemilik kantor hukum Bambang & Partners, memberikan kepercayaan pada Dewa kasus klasifikasi A yang menyangkut Jabatan Gubernur Kepala Daerah Wilayah Baru.
Di tengah ia mengerjakan kasus bernilai Rp 500M tersebut, Dewa juga diberikan kasus ringan di Bandung. Perihal aksi demo buruh pabrik. Baginya, kasus ini nggak akan memakan waktu lama. Ia pun segera pergi ke Bandung dengan semangat untuk bertemu client
Sebenarnya, bukan karena kasus tersebut Dewa bersemangat tancap gas ke Bandung. Tapi, Bandung adalah salah satu tempat pelarian Dewa saat suntuk dengan pekerjaan di Jakarta. Ia sering duduk diam di salah satu cafe favoritnya sambil menikmati pemandangan Bandung.
Setelah bertemu dengan client-nya, Pak Hardiprojo, ia memutuskan untuk mampir ke pabrik tempat demo berlangsung. Di sana Dewa mengamati suasana pabrik di salah satu warung bubur sambil menggali informasi pada penjual tersebut.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Prameswari, seorang perempuan yang bekerja di pabrik tersebut yang juga menjadi koordinator demo, nggak sengaja ditemuinya di warung bubur itu. Dewa pun terkesiap dengan sosok perempuan ramah tersebut. Berbeda dengan sosok aktivis yang dibayangkannya.
Di tengah mengerjakan kasus aksi demo buruh tersebut, Dewa merasa ada yang janggal. Semua tuntutan buruh mengenai fasilitas padahal sudah terpenuhi sebelumnya oleh pihak manajemen pabrik. Tuntutan tersebut seolah-olah hanya sekadar alasan untuk melakukan demo.
Yang baru diketahui Dewa adalah ternyata client-nya, Pak Hardiprojo, mencalonkan diri sebagai Gubernur. Di balik itu semua catatan Pak Hardiprojo ternyata bersih. Lalu, apakah aksi demo ini menjadi alat untuk membuat Pak Hardiprojo memiliki image yang jelek dan mundur dari pemilihan?
Astagaaaa! Ternyata Dewa keliru dalam membuat analisis. Pantas saja kasus yang mestinya dapat selesai dengan cepat justru berkepanjangan.
Jadi, buku ini…
Sewaktu saya baca halaman depan buku ini, ada perasaan muak yang saya rasain ✌🏽 Hehe. entah kenapa banyak banget buku yang menggambarkan tokohnya selalu memiliki kehidupan yang serba mewah. Seolah kehidupan seperti itu adalah standar sukses seseorang. Mirip-mirip American dreams gitu deh hehe 😬
Tapi, di tengah-tengah saya mulai menikmatinya. Selain karena adanya konflik yang bikin seru, tentu ada penjelasan cara kerja lawyer yang nggak banyak saya tahu. Asli deh, setelah baca ini saya jadi paham gimana dunia politik dan hukum itu 😕
Nggak heran ternyata penulis punya background pendidikan sarjana hukum. Pantesan ajaaaa paham beneeerrrrr. Terus penjelasan analisisnya juga sangat gamblang dan mudah dimengerti. Berasa lagi kuliah jurusan hukum gitu deh haha. Seru euy! 😆
Sedikit emosi juga sewaktu baca Dewa harus menyuap hakim dengan uang yang nggak sedikit 😤 Dan kesel juga sama hakim yang segitunya gampang dibujuk dengan iming-iming uang. Ya, meski nggak munafik juga kita hidup butuh uang. Tapi, masa iya segitunya? 😶
Baca juga: Sayonara!
Sejak bekerja memang banyak godaan yang bakal menggoyahkan hati nurani dan idealisme seseorang. Mungkin pilihannya, antara seseorang kekeh dengan prinsipnya tersebut dan yang pasti bakalan banyak cobaan (musuh), atau dia mengalah dan ikut teracuni dengan beberapa hal kotor. Saya jadi keinget tadi pai baca berita kalau dana bansos di korupsi (lagi) HAHA 🙃 Ya, Tuhan. Capek juga ya.
Overall novel ini cukup menarik. Konfliknya yang bikin kepo dan nggak gampang ditebak alurnya. Tapi, sayang banget ending-nya gantung banget 😶 Bahkan terkesan terburu-buru sih kalau menurut saya. Cocok banget nih sama teman-teman yang suka ending gantung 💃🏼
Kan saya kepo siapa jadinya dalang kerusuhan di pabrik itu??? Terus Prameswari nasibnya jadi gimanaa??? Cuma butuh penjelasan ini doang huhu. Mas Penulis, tolong dong kasih tahu saya itu jadinya gimana sih? Saya nggak jamin bakalan bisa tidur tenang 🙂
1 comment