Dulu awal-awal nonton drama korea, saya nontonin Ji Chang-wook dan saya bisa sampai jam 4 pagi marathonnya. Saking penasaran dengan kelanjutan. Asli deh, pinter banget editor nya. Bisa cut di akhir yang bikin kepooooo haha 🤣 Teman-teman ada yang begini juga?
Setelah drama itu, saya nggak pernah lagi marathon sampai pagi. Mentok jam 1 saya sudah harus tidur. Tapiiii oh tapiii, kemarin saya kaget banget waktu liat jam karena keasyikan nonton. Sampai jam 4 pagi lagiiii haha. Padahal jam tidur saya bayi banget. Alias jam 9 udah tidur 😆
Seri drama Malaysia Nur ini bisa di bilang seri Malaysia pertama yang saya tonton. Saya pikir, awalnya bakalan mirip-mirip film ‘Ayat-Ayat Cinta’. Tapi ternyata nggak. Ini ceritanya lebih seru, lebih kompleks, aaahh pokoknya gregetan buangeeet mantemaaannn huhu kesel sendiri kalau ingat 😤
Selama nonton film ini otak saya nggak pernah berhenti mikir. Saya yang masih single ini jadi punya bayangan nyata mengenai pernikahan. Di drama ini case nya bener-bener bertubi-tubi. Dan saya suka banget dengan acting para pemainnya yang sampai bikin saya jadi terlarut sendiri huhu. Sedih, marah, kecewa, bahagia, kesaallll 🥺
Baiklah, kali ini saya bakalan bagi apa yang saya dapat dari drama Malaysia Nur season 1 dan 2. Check this out! ✨
Nur yang nggak pernah behenti berdoa dan berharap
Salut banget sama Nur yang nggak pernah berhenti untuk berdoa. Saya jadi malu sendiri kalau ada doa saya yang nggak dikabulin dan udah nyerah gitu aja ganti doa hehe. Meski di tengah keadaan terlahir jadi gadis lorong 3 generasi, Nur masih percaya kalau suatu saat dia bakalan bisa keluar dari situasi tersebut 😊
Baca juga: Morning Routine, Penting Nggak Sih?
Nur nggak pernah berhenti berharap sekalipun dan selalu positive thinking, kalau di islam istilahnya husnudzon. Bahkan, Nur juga berusaha menyadarkan ibunya. Meski ibunya nggak percaya tapi Nur tetap berusaha berbakti, nggak ninggalin ibunya gitu aja 🥺
Qhadeeja yang bisa mengikhlaskan Adam
Biasanya, kalau orang udah jatuh cinta itu bakalan buta. Apa pun bakalan dilakuin untuk mendapatkan orang tersebut. Dengan cara yang nggak baik sekalipun (kayak si Madi, suami Aisha). Tapi, beda banget sama Qhadeeja. Meski ia suka banget sama Adam, nggak pernah sekali pun Qhadeeja melakukan hal yang nggak baik (santet misalnya) 🙂
Bahkan nih, setelah Nur keguguran dan Adam marah besar, Adam sempat ke rumah Qhadeeja dan ngasih kode kalau Adam ingin menikahi Qhadeeja, Qhadeeja justru kasih tahu ke keluarga Adam kalau ada yang nggak beres dengan Adam. Dan ternyata bener, Mirul nemuin sesuatu yang bikin Adam merasa jijik sama Nur dan menceraikannya 😟
Adam yang selalu nurut dan jujur
Kalau udah dewasa, biasanya kita akan lebih memikirkan seribu satu cara untuk merealisasikan keinginan kita. Bahkan berbohong kepada orang tua. Di drama ini saya salut banget sama karakter Adam yang nurut dan jujur sama ibunya 🥺
Sewaktu Adam mau pergi ketemu Nur malam-malam, ibunya tahu dan melarang. Adam juga nggak berbohong bakalan nemuin Nur. Dia menjawab pertanyaan ibunya dengan jujur. Awalnya saya kira Adam bakalan tetap pergi diam-diam. Ternyata nggak dong. Doi nurut dan kembali masuk rumah 🙂
Kedekatan ayah dan anak laki-laki
Ayah Haji (ayah Adam) di drama ini punya karakter yang bijaksana. Kalau kebanyakan sosok ayah itu keras, beda banget sama sosok Ayah Haji yang lembut. Beliau juga dekat dengan anak-anaknya 👀
Bahkan, saat awal-awal Adam bertemu dengan Nur, Ayah Haji berusaha untuk nggak marah dan membuat Adam nyaman bercerita. Bukan hanya bercerita, tapi Ayah Haji juga memberikan solusi yang bijak 😇
Padahal nih ya, kalau dipikir-pikir, bisa aja Ayah Haji marah dan melarang Adam untuk mendekati Nur, apalagi menikahi Nur karena status keluarga Ayah Haji bakalan tercoreng. Tapi, Ayah Haji nggak begitu. Huhu terharu banget 😢
Aisha yang menurut dengan suaminya
Hmm, sejujurnya di sini peran Aisha sungguh dilematis. Saya sempat kesal di awal melihat Aisha yang ‘memperalat’ ayah dan adiknya supaya mendapatkan uang. Meski dia bilangnya uang tersebut untuk membiayai sekolah tahfiz, tapi kok sepertinya itu hanya sekadar alasan belaka supaya ayahnya mau tetap ceramah di stasiun TV 🙄
Baca juga: Kuliah Salah Jurusan
Di satu sisi Aisha nggak mau dianggap istri yang durhaka, makanya setiap kali Madi (suaminya) menyuruh Aisha melakukan sesuatu dan menakut-nakutinya dengan istilah istri durhaka, mau nggak mau Aisha pun melakukan semua perintah suaminya bahkan berbohong kepada keluarganya. Termasuk saat Madi berselingkuh dan menyalahkan Aisha yang nggak mau melayaninya lagi ðŸ˜
Keserakahan Madi
Saya nggak habis pikir, orang seperti Madi ini beneran ada nggak ya di dunia nyata? Kalau sampai ada, saya cuma berdoa semoga Allah menjauhkan saya dengan orang seperti ini. Kalau teman-teman sudah nonton pasti paham gimana menyebalkannya karakter si Madi ini 😤
Bukan hanya tukang korupsi uang kerja keras Ayah Haji (mertuanya) untuk sekolah tahfiz, tapi Madi juga hobi banget ‘jajan’. Pembelaannya karena Aisha mandul sama sekali nggak bisa diterima. Karena ya memang dasarnya Madi hobi ‘main perempuan’ bahkan sebelum menikah dengan Aisha. Menjadikan agama sebagai alasan dalam melancarkan niat nggak baiknya 🤯
Sebenarnya masih ada banyak banget yang bisa diambil dari drama ini. Reccomended banget buat tontonan teman-teman kalau ada waktu senggang. Tapi, tolong jauhkan diri dari benda berbahaya ya. Siapa tahu emosi karena liat tokohnya, terutama si Madi 🤪
Post a Comment