Travel

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Blogger Perempuan
Intellifluence Trusted Blogger

Banner Bloggercrony

Pengalaman Jadi Beauty Reviewer di Blog

10 comments

Buat teman-teman yang sudah lama main ke blog ini (emangnya ada? 🤣) pasti sudah tahu asal mula adanya blog ini yang sering saya ceritakan. Berawal berisi mengenai cerita pengalaman traveling saya semasa kuliah, lalu beberapa tahun berikutnya lebih banyak membahas review film dan buku ✍🏼 


Tapiii, suatu hari ada yang bikin saya terkezoed dan membuat niatan saya blogging sedikit goyah.


Siang itu saya mendapatkan e-mail dari brand skin care lokal mengenai tawaran kerja sama. Saya diminta review produk terbaru mereka dan menuliskannya di blog. Saya yang baca waktu itu cuma bisa bengong sambil baca berulang kali menyakinkan diri ini bukan mimpi 😱 


“Ini beneraaannn??” 


Setelah sempat ber-negative thinking, apakah ini modus penipuan terbaru?🤣, haha maklum saya soalnya belum pernah dapat tawaran kerja sama saat itu. Akhirnya saya pun memiliki keberanian untuk membalas e-mail tersebut sekaligus memperjelas apakah yakin brand tersebut mau produknya saya review di blog saya yang niche nya lebih ke review film dan buku? 😬


Jawaban brand tersebut pun bikin saya deg-degan. Yap, brand tersebut yakin dan meminta alamat saya untuk mengirimkan produk. Sejak saat itulah muncul niche beuaty di blog ini hehe 😁


Ditanyain Rate Card Pertama Kali


Sumber: Google

Saya yang selama ini blogging karena sekadar pengen sharing aja, jelas nggak pernah kepikiran bakal ditanyain rate card. Hari itu jadilah saya kebingungan sendiri, bakalan jawab apa perihal rate card ini? 😶


Rate card di sini adalah rincian tarif untuk berbagai macam iklan yang disediakan. Bisa berupa content placement, endorsement, share media sosial, dan lainnya.


Saya pun tanya ke beberapa teman blogger dan browsing mengenai ini. Ada perasaan takut mengecewakan client karena saat itu saya nggak pernah menuliskan review skincare sebelumnya. Selain itu saya juga khawatir nggak cocok dengan audience saya. Meski saat itu statistik blog saya cukup bagus, pageviews perbulan sekitar 20.000 😐


Setelah menjawab perihal rate card tersebut akhirnya pihak brand pun menyetujui. Di saat itulah saya merasa blogger bisa menjadi ide side hustle saya. 


Berbagai Macam Kerjasama Brand


Setelahnya, saya mulai sering mendapatkan tawaran review skincare. Saya baru tahu ternyata kerja sama brand skincare ini cukup beragam sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Ada tawaran yang hanya memberikan free product alias barter value dan ada punya yang memberikan free product beserta biaya penulisan di blog beserta pembuatan konten di media sosial blogger 💻 


Selain perihal product dan fee, permintaan review mereka pun beragam. Ada yang menginginkan review positif, ada pula yang menganjurkan honest review. Sejujurnya, dari sinilah saya mulai paham kalau saya nggak bisa mempercayai review yang beredar di website, marketplace oren dan hijau, dan juga marketplace skincare S dan F. Karena beberapa brand meminta review produk mereka ditulis bukan hanya di blog/website tetapi juga di marketplace 😶 


Barter porduk tanpa fee yang bikin geleng-geleng


Bagi beberapa teman, di awal mereka mendapatkan tawaran kerja sama, barter produk cukup membuat kedua belah pihak senang. Pihak brand mendapatkan exposure di blog atau media sosial si blogger, sedangkan pihak blogger mendapatkan konten dan produk gratis 😁 


Tetapi, terkadang ada saja brand yang menurut saya berlebihan dan kalau bisa dibilang kurang bisa menghargai teman-teman blogger seperti gambar di bawah ini 😶 



Jujur, ini baru pertama kalinya saya mendapatkan tawaran kerja sama seperti ini. Karena sebelumnya saya selalu mendapatkan tawaran kerja sama yang super baik-baik. Seperti mengahruskan honest review dan menghargai kami para blogger 🙂


Padahal, profesi sebagai blogger juga membutuhkan tenaga, waktu, juga modal uang. Saya jadi merasa usaha saya membangun blog menjadi sia-sia. Yaaa, tiap orang memang berbeda-beda, tapi bagi saya ini cukup berlebihan 😐 


Membangun blog itu nggak mudah. Blogger (perorangan) harus meluangkan waktu dan tenaga extra. Bikin artikel sendiri, mempelajari SEO, mempelajari analitik blog, riset keyword, membuat design untuk blog, membuat design promo di media sosial, dll. 😅


Ada pula yang saking capeknya ngoyo naikin DA/PA (karena ini memang butuh waktu dan tenaga extra setiap hari), akhirnya memutuskan untuk pakai jasa pihak ketiga (setahu saya minimal biaya RP300.000). Belum lagi biaya perpanjang domain (sekitar Rp150.000 untuk dot com) dan juga hosting (kalau pakai) 😬


Mungkin bakalan ada yang bilang, “Ya kan udah dapet free produk. Produknya juga harganya nggak murah”


Menurut saya pribadi, bukannya produk adalah barang wajib yang harus kita coba? Ya wajar kalau kita dapat free product. Yakali kita sendiri yang diminta beli produk yang bakalan di review tanpa di reimburse. Sounds weird nggak sih? Hehe 🙂


Karena banyak sekali yang perlu diperhitungkan dibalik kegiatan review ini. Selain biaya perawatan blog, juga mengenai produk yang akan di review sendiri. Iya kalau cocok di kulit kita. Kalau nggak dan justru menimbulkan efek buruk gimana? Jerawatan, kulit mengelupas, dll. Tentu bakalan ada biaya tambahan seperti biaya perawatan kulit. Entah facial atau konsultasi dengan dokter spesialis kulit beserta obatnya 😶


Biasanya sih kalau ada brand yang dari awal tawaran kerja samanya sudah nggak menyenangkan saya otomatis memasukkannya dalam black list saya hehe. Kadang kalau dongkol saya sampai enggan buat nyobain produknya hehe. Maafkeun kalau berlebihan. Jangan ditiru ya. Soalnya saya jadi kesal sendiri kalau ingat, seolah usaha teman-teman blogger tidak dihargai 😶


Dari sini saya jadi belajar.....


Pengalaman seperti ini bikin saya belajar banyak hal. Saya jadi tahu bagaimana sebuah brand bekerja untuk menaikkan exposure mereka, value yang mereka pegang, dan bagaimana cara mereka menghargai pihak ketiga 🙂


Di samping itu, seperti yang tadi sudah saya bilang, saya jadi tahu kalau ternyata review yang beredar itu nggak semuanya jujur. Ini sih yang penting. Saya jadi lebih berhati-hati kalau mau beli sesuatu. Saya sampai baca review cukup banyak di berbagai platform biar nggak zonk hehe 😁


Juga berkat bergabung dengan komunitas saya juga jadi tahu ada sebuah brand yang bisa di bilang branding-nya 'rame'. Di media sosial banyak banget yang review positif, termasuk artis dan selebgram. Tapi, di balik itu semua ternyata yang saya baca di grup sangat jauh berbeda 👀


So, 


Yaa, memang semuanya kembali lagi kepada si blogger sendiri. Masing-masing memiliki tujuan dan prinsip yang berbeda-beda. Ada yang sekadar ingin sharing, lalu kalau mendapatkan endorsement, ya alhamdulillah kalau nggak ya yaudah. Ada pula yang memang menjadikan blogger sebagai profesi. Entah full time blogger atau part-time blogger 😁


Makanya nggak ada patokan pasti mengenai rate card. Yang dapat menentukan rate card adalah masing-maisng pemilik blog. Karena mereka yang tahu pasti bagaimana usaha mereka untuk membangun sebuah blog. Mereka juga yang menentukan berapa pantasnya value dari usaha mereka 🙂


Sebenarnya ini nggak melulu soal uang sih. Saya pribadi lebih mengutamakan saling menghargai satu sama lain. Tanpa ada yang saling menutup sebelah mata 👀


Ya kan nulis blog cuma gitu doang


Hadeh, saya paling sebal kalau ada yang bilang kayak gini. Lha, dikira nulis juga nggak butuh waktu dan tenaga? Haha. yasudahlah kalau ada yang begitu biasanya langsung otomatis kena seleksi alam, bye kita nggak cocok. Ehhe 🤪


Kalau teman-teman gimana? Ada pengalaman yang sama seperti saya? Cerita yuukk~ 😁


***


Ps. Untuk teman-teman yang ingin bekerjasama dengan blog ini bisa hubungi saya di sini.


deamerina
Hai! Selamat datang di blog saya. Silahkan menyelami kegiatan yang saya lakuakn. Saya menulis berbagai macam hal seperti review film, buku, skincare, cerita jalan-jalan, dan penalaman pribadi.

Related Posts

10 comments

Saya blogger perdana kakk, saya juga terkejut banget ketika dihubungi oleh salah satu marketing skincare lokal. Saya kaget banget karena saat dihubungi kemarin di blog saya masih terdapat 5 artikel doang. Saya kagetnya persis seperti kak dea. Ngebaca artikel ini jadi teringet lagi kejadian beberapa minggu lalu.

Tapi karena saat ini sedang karantina di wisma atlet saya minta pending dulu dan mereka juga superramah dan menyetujui setelah saya jelaskan sebab-sebabnya. Saya setuju banget dengan pendapat kak dea yang bilang kalau tim brandnya itu juga beragam jenis hihihihi. Saya sepertinya perdana ini langsung dapet yang ramah dan bersahabat (Bersyukur-Puji Tuhan banget). Semoga nanti bisa kayak kak dea juga yang blognya super-super-keren (Amin).

Salam kenal ya kak❤❤
Ikrom Zain said…
aku baru beberapa waktu belakangan dapat project skincare
masih harus banyak belajar dari blogger yang udah lama ngupas masalah ini seperti mbak dea
kadang masalah rate card ini jadi masalah yang gampang2 susah
biasanya sih pihak brand minta laporan Google analytic blog sebelum kerja sama jadi biar lebih enak
tapi kadang ya langsung juga
cuma kalau yang berlebihan seperti mbak dea ceritakan rasanya ya gimana ya
apalagi nulis review bener memang butuh effort lebih dan pantas dihargai
yogadwipa.com said…
Sy yg masih ngeblog organik ini kurang relate sebenarnya. Tapi sbg profesional, sy relate. Semoga kedepannya semakin ada pengertian yg baik antara brand dgn narablog
deamerina said…
waaah, selamat sudah dilirik brand 🎉🎉
alhamdulillah ya dapet brand yang pengertian
semoga mbaknya lekas pulih dan bisa kembali beraktifitas yaaa 😁
deamerina said…
widiiiiww, selamaat massss. semoga nggak ngalamin pengalaman ngeselin saya di atas yaa 😁
bener banget, aku pun pertama kali kelimpungan nentuin rate card karena nanya teman2 pada beda2 semua. yaudah akhirnya meneukan jalan tengah hehe
semangat untuk kita ngeblognyaaaa 💃🏼
deamerina said…
aku amini yang paling serius mas haha semoga aja mereka makin lama makin pengertian sama kita-kita ya 😁
ilmiknur said…
Semangat ya mba, pengalamannya bisa bikin motivasi saya balik lagi :) sukses terus mba untuk blognya
Ainun said…
dulu untuk penawaran pertama kali, aku nggak dimintai ratecard,jadi pihak sana udah ngasih harga, kalau ga salah salah satu OTA terbesar di Indo, fee nya mayan banget nget pokoknya, wahhh agak syok juga sih,karena masih berhubungan sama traveling, ya aku terima aja.
dari sini berusaha keras untuk bikin post yang bagus dan selebihnya lanjut sampe sekarang dengan tawaran-tawaran seperti review product seperti ini
dulu aku juga bingung mau nentuin rate card, aku juga banyak browsing waktu itu mbak,sekarang sudah banyak cerita di blog, jadi bisa membuat perkiraan sendiri ya
Yg diminta banyak banget ya mba tapi fee nya cuma barter produk 😅. Aku setuju, ga worth it. Mending kalo cocok, kalo ternyata ga piyee 🤣. Mau tanggung jawab kalo kulit kita purging ...

Aku lumayan sering dpt penawaran gini, tapi sayangnya semua aku tolak baik2 Krn memang ga kepengin nulis yg berbayar atau sponsor. Untungnya semua ngerti dan bisa trima. Macem2 tuh tawaran fee nya, dari yg gede sampe ada yg nawarin 50rb doang. Mau ngakak sih 🤣🤣🤣.
Andri Marza said…
wiih inspirasi baru ini kak. terima kasih.
baru mengerti tentang apa itu rate card. Keren kak, viewsnya sudah sampai 20.000 perbulan 😳⭐