Lebaraaaannnn!!
Mohon maaf lahir batin teman-teman. Maafkan kalau sering typo (secara kita komunikasinya via text haha). Mari mulai 0-0 lagi yaaa. Gimana lebaran? Pada makan apa aja nih? Dapet THR nggak? Kalau saya fix makin ke sini udah nggak dapet THR sama sekali hahaha.
Libur Lebaran kali ini saya mengunjungi kampung halaman teman saya yang ada di Tuban. Soalnya saya sendiri nggak punya kampung halaman haha jadilah main ke kampung halaman seorang teman.
Berangkat naik bus patas Surabaya-Tuban-Semarang
karna udah deket maju deh takut kebablasan hehe |
Saya berangkat ke Tuban hari Rabu (4/5) pagi. Dari rumah saya naik Gojek ke Terminal Bungurasih. Sesampainya di terminal, saya langsung naik bus patas Surabaya-Tuban-Semarang. Beruntung saya langsung dapat tempat duduk. Jadi nggak perlu nunggu lama di bus berikutnya. Mungkin karena sudah melewati lebaran jadi suasananya juga nggak begitu ramai.
Setiap naik bus, saya selalu takut salah naik. Padahal ya belum pernah juga sih salah naik haha. Soalnya saya selalu bepergian seorang diri. Jadi, saya selalu ngecek tuisan di depan bus dan kalau ragu tanya orang di dalam bus hehe. Kan nggak lucu kalau saya sampai bablaas Semarang.
Nggak lama, bus mulai jalan. Saat kondektur menarik biaya, saya cukup kaget karena biayanya Rp80.000. Padahal saya dengan pedenya memberikan uang Rp50.000 haha. Kalau harga normal bus patas seharusnya Rp50.000. Karena momen lebaran jadi harganya naik.
Ternyata perjalanan kali ini nggak begitu lama. Hanya 1,5 jam saja. Jalanan juga lancaaaarrr sekali. Ah, sungguh menyenangkan. Saya turun di Patung, Tuban. Begitu turun dari bus, hawa panas mulai terasa di kulit. Di Surabaya pun cuaca lagi panas-panasnya.
Mengunjungi Pantai Semilir
Begitu teman saya sampai untuk menjemput, teman saya mengajak ke Pantai Semilir. Katanya, udah lama banget dia nggak ke pantai. Padahal mah, di Tuban banyak banget pantai haha. Kayaknya memang selalu gitu ya, tempat tinggal sendiri banyak tempat yang nggak didatangi.Ada beberapa pantai di Tuban yang pernah saya kunjungi, Pantai Boom, Pantai Cemara, Pantai Kutang, dan Pantai Kelapa. Kali ini teman saya mengajak saya mengunjungi Pantai Semilir yang jaraknya sedikit lebih jauh.
Perjalanan dari tempat saya turun dari bus menuju Pantai Semilir kurang lebih 45 menit dengan menggunakan sepeda motor. Sesampainya di lokasi, kami masuk dan saya cukup kaget karena hanya membayar biaya parkir Rp3.000 saja. Wah, ini mah murah banget. Kalau di tempat wisata lain mungkin kendaraan dihitung sendiri dan ada biaya perorangan juga.
Waktunya kecek (main air)
Hari itu pengunjung cukup ramai. Begitu mendekati garis pantai, saya langsung berganti dengan sandal daaaan kecek time hahahaha. Ke pantai tapi nggak kecek itu nggak afdal memang hihi.
Airnya hangat karena kami sampai di pantai ini sekitar jam setengah tiga siang. Pantai Semilir ini meski airnya berwarna coklat, seenggaknya pantai ini cukup bersih kalau dibandingkan dengan pantai yang lainnya.
Ayam gorengnya enak!
Karena belum makan siang, saya pun menyarankan untuk kami makan di tempat terdekat. Udah nggak bisa pilih-pilih makanan karena laper paraaaah haha. Kami pun memesan ayam goreng di kedai terdekat.
Nggak nyangka, ayam gorengnya enak bangeeeet. Daging ayamnya empuk, asinnya juga pas dan renyah. Nasinya hangat dan nggak keras. Sambalnya, beh nggak usah ditanya. Mantulita banget. Pedes tapi nggak nyiksa. Atau efek saya kelaparan ya? Haha. Baru ini saya nemu tempat wisata yang kalau masak nggak asal-asalan.
Fasilitas di Pantai Semilir
Ah ya, di Pantai Semilir Tuban ini juga ada beberapa fasilitas yang bisa dicoba. Ada wahana perahu dayung di dekat parkiran. Meski kolamnya kecil, tapi cukup menghibur unuk anak-anak. Selain perahu dayung juga ada persewaan APV motor kecil dan juga roda empat.
Pantai Semilir ini juga memiliki pepohonan cemara yang ditata supaya kita bisa duduk-duduk di bawahnya dengan nyaman. Asyik banget sih ke sini kalau bawa tikar jadi bisa ala-ala piknik gitu hihi. Sepanjang area pepohonan ini juga cantik banget kalau dipakai foto.
Meski sudah disediakan banyak tempat duduk, tapi nyatanya kalau suasana lagi ramai banget jadi nggak kebagian tempat duduk. But, it’s okay karena esensi ke pantai adalah duduk-duduk di pasirnya haha.
Pemandangan pelsus (pelabuhan khusus) Semen Indonesia
Berdekatan dengan pelabuhan khusus Semen Indonesia, di sini juga bisa deh ngeliat pemandangan kapal batu bara yang hilir mudik. Seru juga sebenernya. Jujur saya pengen banget bisa lihat lebih dekat haha.
Di pantai ini sebenernya bisa menikmati matahari terbenam. Tapi, sayang banget kemarin langitnya lagi mendung. Jadilah, kami memutuskan untuk pulang ke rumah teman saya yang ada di daerah Gowa Terus sekitar jam setengah lima sore.
Time to go home
Saya sempat bertanya pada teman saya kenapa dia nggak ngajak ayahnya untuk pergi ke pantai. Setelah melakukan perjalanan pulang, saya akhirnya paham. Perjalanannya jauh bangeeeettt cuuuy. Sekitaran satu jam kami baru sampai di rumah teman saya.
Selama perjalanan pulang saya cukup menikmatinya. Pemandangan di kanan kiri ladang dan sawah. Jarang-jarang bisa lihat pemandangan seperti itu hihi. Awalnya saya kira Tuban termasuk dataran rendah karena dekat dengan pesisir. Tapi, tentu masih ada bukit-bukit kapur yang cukup tinggi. Jadilah pemandangan dari atas bukit itu sangat indah. Eh, tapi bener bukit kan? Bukan gunung hehe.
Sunyi
langitnya bagus bangeeetttt! |
Setelah mandi dan salat maghrib nggak banyak yang bisa dilakukan. Bener-bener sesuai dengan harapan saya untuk mendekem di goa. Alias menjauhkan diri sejenak dari kegiatan dan pikiran yang bikin pusing. Ponsel saya nggak ada sinyal jadilah saya nggak bisa ngeccek media sosial saya haha.
Suasana di rumah teman saya ini bener-bener sunyi. Tenang bangeeettt. Karena saya sudah mengantuk, saya pun memutuskan untuk tidur. Ajaaiibbb bisa tidur jam 8 malam adalah sebuah keajaiban. Rekor untuk saya hihi.
Bersambung.....
9 comments
Belum pernah nih ke Tuban, sering denger namanya aja. Tadi sampe cek peta dulu mba, lokasi Tuban di mana. Ternyata memang yg pinggir di atas kalo di peta Yaa. Aku blm banyak datangin kota2 Jawa timur soalnya. Apa trakhir road trip pula Jawa, ga ngelewatin Tuban.
main ke rumah temen, lebaran di rumah temen, aku demen beginian hahaha
cari suasana beda yang kayak gini bener bener healing mungkin ya, pokoknya menyenangkan
jadi keinget sebelum pandemi, momen lebaran aku kayaknya pernah ke rumah anak couchsurfing di wonosobo, ceritanya tetep traveling hahaha
hehe iya memang Tuban jarang jadi tujuan wisata. biasanya kalo ada ziarah wali ajakebanyakan hehe
aakkk seru banget pasti. mbak Ainun bisa surfing??
Btw, seru banget liburan ke pantai!! *Tim iri mode on*. Ke Pantai saat mendung tuh menurutku enak nggak enak 😂. Enaknya karena bikin nggak gosong, nggak enaknya jadi nggak bisa lihat sunset 🤧. Memang manusia nggak boleh serakah ya mau semuanya sesuai keinginan WKWK
Eiyaaa, kita toss dulu dong karena sama-sama nggak punya kampung 🤣. Waktu kecil suka minder kalau ditanya libur lebaran kemana karena teman-teman biasanya balik ke kampung halaman, sedangkan aku nggak punya kampung 😂. Pengin banget ngerasain bermalam di kampung tuh kayak gimana, kayaknya cocok buat healing. Asal dapat rumah yang kamar mandinya udah layak aja, kalau dapat rumah penginapan yang kamar mandinya di luar sih, batal healing ini mah 🤣