Setiap kali berkenalan dengan orang, ada kebimbangan di hati saya untuk menyebutkan blogger sebagai profesi. Apakah blogger dapat dikatakan sebagai profesi secara profesional?
Sejak memutuskan menekuni blog beberapa tahun lalu, saya kira saya telah menemukan hal yang selama ini saya cari. Bekerja dengan fleksibel di mana saja dan kapan saja tanpa perlu mengikuti aturan yang tidak sesuai dengan value diri.
Setelah sekian lama bekerja kantoran, saya cukup menikmati kebebasan waktu yang saya miliki. Saya bisa ke perpustakaan, mengunjungi museum, atau berbelanja keperluan di mall pada waktu yang saya inginkan tanpa terkendala jam kerja. Eits, tapi jangan bayangin yang enak aja ya. Semua profesi tetap ada nggak enaknya kok.
Alasan Memilih Jadi Blogger di Era Teknologi
Sebelumnya, saya pernah bercerita asal mula membuat blog yang nggak disengaja. Pada saat itu, pemahamaan saya mengenai blogging adalah sekadar menuliskan apa yang saya ingin bagikan saja.
Bahkan, saya nggak begitu peduli dengan pembaca blog saya. Fokus saya pada waktu itu hanyalah menulis untuk diri saya sendiri. Sehingga saat ada orang yang menuliskan komentar pada postingan saya, saya nggak membalasnya dan hanya mendiamkannya.
Beginilah kira-kira alasan saya blogging dulu:
- Menyimpan kenangan jalan-jalan
- Menyalurkan emosi
- Menyalurkan hobi menulis fiksi
Namun, seiring berjalannya waktu dan menulis banyak artikel serta bekerja sama dengan berbagai macam pihak, membuat saya sadar. Saya rasa, blogger ini sangat cocok untuk orang yg mudah penasaran.
Kenapa?
Karena dengan menulis blog, saya menjadi belajar hal baru. Banyak hal yang pada akhirnya saya dapatkan dengan menulis di blog. Bukan hanya sebagai sarana bercerita dan meningkatkan skill menulis. Tetapi, juga:
- Sarana berbagi informasi
- Membantu bisnis orang lain untuk meningkatkan branding
- Media portofolio
- Membangun relasi
- Membuka banyak peluang
- Sarana meningkatkan skill
- Membangun personal branding
Dan banyak alasan blogging lainnya yang nggak bisa saya tuliskan di sini. Melalui menulis blog saya juga mendapatkan banyak perspektif baru dari teman-teman blogger dari kegiatan blogwalking dan beberapa artikel yang saya baca. Setelah menjalaninya, saya merasa kegiatan ini cocok untuk saya.
Ternyata Nggak Mudah Jadi Blogger
Orang lain yang melihatnya, mungkin menganggap menjadi blogger adalah sesuatu yang mudah dilakukan. Bahkan, semua orang mampu melakukannya. Karena yang dilakukan hanyalah menulis artikel dan posting di blog.
Seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa nggak mudah menjadi blogger. Dibalik kegiatan menulis, ada banyak hal yang harus dilakukan terlebih dulu. Dulu, ketika saya mendapatkan ide menulis, saya langsung membuka laman blogspot dan mengetikkan apa saja yang terlintas di kepala saya.
Tetapi, hal itu nggak lagi saya lakukan. Karena menulis tanpa riset terlebih dulu membuat tulisan terasa kosong dan kurang jelas. Setiap orang mungkin berbeda. Tatapi, inilah yang saya rasakan.
Kini, ketika saya mendapatkan ide, saya harus riset terlebih dulu. Membaca beberapa artikel hingga jurnal untuk mendukung tulisan saya. Menemukan angle yang menarik agar pembaca mau mengklik judul saya dan membacanya hingga selesai.
Nggak hanya berhenti sampai di situ. Saya juga perlu belajar untuk merangkai kata agar mudah dipahami dan membuat pembaca mendapatkan manfaat dari tulisan yang saya buat.
Menulis di blog pada dasarnya kita nggak pernah tahu dengan siapa kita berkomunikasi. Saya nggak tahu apa latar belakang orang yang membaca artikel saya. Sehingga, saya perlu belajar membuat tulisan yang mudah dimengerti dengan gaya bahasa yang nyaman.
Selain itu, ada beberapa tantangan yang saya rasakan saat menulis. Seperti misalnya, saat menjalin kerja sama dengan produk skincare. Ternyata produk tersebut tidak sesuai dengan klaim mereka atau bertentangan dengan value saya.
Sebagai blogger, saya nggak ingin menulis sesuatu yang nggak sesuai dengan apa yang saya rasakan. Tetapi, di satu sisi saya juga nggak ingin menjatuhkan brand tersebut.
Selama menekuni blog sejak pandemi, saya menemukan beberapa tantangan dalam blogging. Mulai dari kekhawatiran tulisan tidak kredibel dan menyesatkan orang lain, rentan malas membaca yang berujung tulisan tidak berkualitas, lelah atau stuck ketika menulis topik yang sama, dan tidak menemukan referensi yang mendukung tulisan.
Belum lagi kalau suasana hati nggak baik. Maklum yak, menulis nih ada kaitannya dengan hati. Jadi, kalau suasana hati nggak baik (nggak mood), biasanya terlihat sekali dari tulisannya. Bener, nggak, temen-temen?
Mengikuti Lomba Blog Sebagai Ajang Latihan
Sekian lama ngeblog, muncul kejenuhan yang melanda. Kok rasanya gini-gini aja ya? Riset artikel, riset keyword untuk SEO, nulis, bikin desain visual pendukung, publish, dan share ke media sosial.
Pada saat itu untuk pertama kalinya saya ingin mencoba mengikuti lomba menulis di blog. Penasaran aja, gimana sih rasanya ikutan lomba? Apakah saya mampu? Saya ingat waktu itu saya nekat mengikuti lomba blog sebuah brand laptop.
Meski sadar diri nggak begitu paham soal laptop, tetap saja saya nekat. Sambil membaca-baca tulisan teman-teman lainnya dan menganalisa poin-poin yang mereka buat. Begitu pengumuman, nggak ada nama saya! Haha. Ya, iyalah!
Rasa penasaran saya pun semakin besar (maklum yak, agak kompetetif anaknya hehe). Saya pun mengikuti webinar yang diisi oleh salah satu teman blogger Malang, Mbak Jihan. Buat yang udah kenal Mbak Jihan pasti tahu banget kalau mbak yang satu ini udah langganan juara lomba.
Setelah mengikuti beberapa webinar tips mengikuti lomba blog, saya memutuskan mencoba ikut lomba blog lagi. Sewaktu tulisan tersebut jadi, saya iseng membandingkannya dengan tulisan lama saya untuk lomba. Betapa saya hanya bisa melonggo karena kedua tulisan tersebut sangat jauh berbeda haha.
Sewaktu melihat pengumuman saya nggak berharap banyak. Karena bisa dibilang ini pertama kalinya saya benar-benar serius menulis untuk lomba. Tapi, saya dikejutkan dengan adanya nama saya. Meski bukan juara utama, menjadi juara favorit dengan hadiah uang tunai Rp1.000.000 cukup menghibur hati saya.
Bukan perkara nominal uangnya yang didapatkan. Tapi, buat saya bisa menang lomba (meski juara favorit) bisa meningkatkan rasa percaya diri dan nggak lagi minder karena dipandang sebagai 'hanya' seorang blogger. Setiap dari kita punya caranya masing-masing untuk membuktikan kepada diri sendiri atau orang lain kalau kita mampu dan ahli melakukan sesuatu, bukan? 😉
“Eh, ternyata aku bisa juga lho. Kayaknya tulisanku nggak jelek-jelek amat.” Sejak saat itulah saya mulai percaya diri dengan tulisan saya dan aktif mengikuti berbagai lomba untuk meningkatkan skill menulis.
Munculnya Kegalauan, Apakah Blogger Sebuah Profesi
Saya sempat merasakan kegalauan tersebut. Menyebutkan blogger saat berkenalan dengan seseorang, pada saat itu nggak membuat saya percaya diri. Apakah blogger sebuah profesi? Kenapa di setiap kolom isian pekerjaan, saya nggak pernah melihat kata blogger di dalamnya?
Lambat laun setelah sering sharing dengan teman-teman lainnya serta join berbagai komunitas, saya mulai percaya diri. Bahwa, blogger juga merupakan profesi secara profesional. Maklum yak, di era serba digital ini makin banyak jenis pekerjaan atau yang berhubungan dengan menghasilkan uang bermunculan, seperti Youtuber, selebgram, podcaster, dan lainnya. Meski, beberapa orang masih belum bisa memahaminya.
Menurut saya, sebuah profesi dilihat dari kebermanfaatannya. Apakah blogger memberikan manfaat? Oh jelas! Dengan menulis di blog kita bisa membantu banyak orang menemukan informasi yang mereka butuhkan. Bagi pemilik usaha, kami bisa menjadi media promosi yang dapat meningkatkan jangkauan usaha serta penjualan mereka.
Lalu, apakah blogger bisa menghasilkan uang? Tentu. Dari ngeblog kita bisa melakukan kerja sama content placement, product review, iklan banner, mengikuti lomba blog, kerja sama event, pasang Google Ads, affiliate marketing, dan banyak lainnya.
Eits, tapi tentu semuanya butuh usaha ya. Nggak ada pekerjaan apapun yang bisa diperoleh secara instan. Kalau ditanya apakah ada blogger yang punya penghasilan jutaan hingga puluhan juta? Jawabannya pasti ada. Tapi, tentu ada pengorbanan dan usaha dibaliknya.
Untuk menjadi blogger profesional, kalau kata Pak Anwar Natari (Bang Awai) di event online #BloggerDay2023 kemarin, ada 3 skill set yang dibutuhkan, yaitu knowledge, skill, dan attitude. Selalu belajar untuk menulis pembuka yang membuat orang penasaran dan menulis penutup yang membuat terkesan. Selain itu, Bang Awai juga mengingatkan untuk jangan terlalu keras dengan diri sendiri.
Menariknya lagi, kata Bang Awai, kita bisa melatih menulis dengan belajar memotret. Karena dengan memotret kita mengaktifkan indra penglihatan kita serta otak kanan. Jujur, mendengar ini saya jadi nostlagia. Karena saya suka banget motret. Yang sayangnya belakangan kegiatan memotret semakin jarang saya lakukan. Pantesan aja, menulis juga terasa agak stuck.
Komunitas Bloggercrony Indonesia, Wadah Blogger untuk Tumbuh dan Berkembang
Seperti halnya dengan kegiatan lainnya, sesuatu yang dilakukan sendirian rasanya kurang maksimal. Lesu, merasa stuck dan nggak berkembang. Karena kita jadi kurang informasi dan nggak ada teman sharing untuk diskusi. Yang berujung jadi nggak produktif.
Dalam jangka waktu lama, kalau kita tetap tenggelam, bisa-bisa kita menyerah di tengah jalan tanpa mencoba banyak hal dalam blogging. Karena banyak banget hal mengenai blogging yang masih bisa dieksplor. Saya pribadi, sepertinya baru mencoba sebagian hal sejauh ini hehe.
- Mengikuti Event Online #BloggerDay2023
Menjadi blogger juga butuh join dengan komunitas untuk saling support satu sama lain. Join komunitas Blogger Indonesia adalah salah satu jalan ninja saya untuk tetap produktif serta menambah skill set up. Bertemu dengan orang-orang satu frekuensi seringkali membuat saya menjadi lebih semangat dan jadi bisa saling belajar atau menginspirasi.
Saya senang bisa mengikuti event online yang diadakan Komunitas Bloggercrony Indonesia. Karena ini pertama kalinya saya mengikuti event ini, saya excited banget menunggu di depan layar sejak jam 7 malam.
Event online kemarin dibuka dengan perkenalan para pengurus. Akhirnya saya tahu orang-orang keren di balik layar pengurus Bloggercrony yang selama ini hanya saya tahu namanya di Instagram hehe.
Kemudian dilanjutkan dengan game dan materi mengenai skill set up blogger yang diisi oleh Bang Awai sebagai pengawas komunitas blogger ini.
Sesi Sabtu pagi materi negosiasi |
Bukan hanya Bang Awai, Sabtu paginya ada webinar khusus dengan topik negosiasi. Materinya keren banget dan sangat bermanfaat terutama untuk kami para blogger pemula hehe. Maklum yak, kadang kalau ada partnership, masih agak-agak bingung mengajukan proposal dan gimana komunikasinya supaya terlihat profesional.
Inilah salah satu hal yang membuat saya selalu bersemangat untuk join komunitas. Karena dengan adanya komunitas, blogger jadi memiliki wadah untuk tumbuh dan berkembang dengan beragam event yang menarik dan menginspirasi. Sebagai blogger, menurut saya peran komunitas sangat penting agar kami para blogger bisa berdaya secara profesional.
Sebenarnya ada juga event offline fun camp. Tapi, sayang banget saya nggak bisa ikutan karena di luar kota hiks. Padahal, pasti seru banget kalau bisa ikutan. Karena saya nggak pernah bertemu dengan teman-teman blogger secara offline huhu.
Komunitas Bloggercrony memfasilitasi blogger Indonesia mengembangkan kualitas dirinya, membangun jejaring positif, meningkatkan produktivitas dengan menciptakan tulisan/konten yang informatif, bermanfaat dan inspiratif, serta berdaya mandiri dan profesional.
Setiap harinya, saya berusaha meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap profesional sebagai blogger. Seperti kata James Clear di buku Atomic Habits, dengan melakukan satu persen lebih baik setiap harinya, kita bisa mendapatkan hasil lebih mendekati 37 kali lebih baik dari tahun sebelumnya hihi.
Yuk, tumbuh dan berkembang bersama @bloggercrony. Kepoin Instagram/Twitternya dulu boleeeh. Daripada sendirian ntar lesu hehe. Tetap semangat ya!
6 comments
Aku sendiri sbnrnya masih ga PD kalo bilang profesi sebagai blogger mba, Krn buatku kalo dijadiin profesi berarti menghasilkan uang. Sementara aku ga mau monetisasi blog. Tapi jujur pasti seneng kalo ada orang yang tau aku punya blog. Kayak pas ikutan trip kemarin, aku kan selalu ambil banyak foto dari tempat wisata dan kulinernya juga. Jadi temen2 yg ikutan trip itu, pada nanya kok banyak bgt foto yg diambil. Pas aku bilang utk bahan tulisan, mereka LGS tertarik dan mau tahu blog ku. Dari situ aja aku seneng Krn orang2 jadi tahu ttg kegiatanku nge blogging. 😁
malah kalau aku nongkrong sama temenku dan ketemu sama temennya dia yang baru kenal, dikenalinnya malah sebagai blogger hahaha, karena sohibku taunya aku suka nulis dan ngeblog.
dan aku sendiri kalau kenalan sama orang baru, hampir juarang banget jawab kerja di PT ini, malah ga pernah bawa nama-nama kantor. Ya paling gampang blogger