Drama Korea yang berjumlah 6 episode ini bikin saya sesak sejak awal menontonnya. Coba saja bayangkan bagaimana rasanya tinggal di area yang sangat gersang, berdebu, dan minim oksigen. Bahkan, mereka harus membeli oksigen untuk bernapas normal!
Kalau di drama ini penyebab bumi menjadi tandus adalah akibat meteor yang jatuh ke bumi, saya teringat film ‘Dr Seuss The Lorax’ atau ‘Wall-E’ yang memperlihatkan kerusakan bumi akibat ulah manusia yang menyebabkan perubahan iklim.
Ngomongin perubahan iklim, pada ngerasa nggak kalau belakangan cuaca di Indonesia lagi ekstrim?
Musim kemarau terasa lebih panas dari biasanya dan musim hujan yang lebih ekstrim, bahkan di beberapa daerah mengalami hujan es. Eits, nggak hanya itu saja. Beberapa wilayah di Indonesia juga mengalami durasi hujan yang lebih panjang, lho.
Hm, kalau kayak gini terus, gimana nasib kita ke depannya ya?
Kondisi Indonesia saat Ini: Badai Vortex dan Siklon Tropis Akibat Perubahan Iklim Sebabkan Bencana
Terjadinya perubahan iklim secara nyata sudah lama kita rasakan. Menurut data BMKG, tahun 2016 adalah tahun terpanas di Indonesia dengan peningkatan suhu sebanyak 0,6 C pada periode 1981-2022. Anomali suhu udara ini menyebabkan berbagai bencana di Indonesia.
sumber: Banjir Bandang di NTT - oleh iNews |
Pada tahun 2021 lalu terjadi banjir bandang di NTT akibat hujan deras yang turun secara intens selama beberapa hari. Pihak BMKG mengatakan bahwa bencana ini disebabkan oleh siklon Seroja yang sangat jarang terjadi di wilayah tropis. Tetapi, sejak 10 tahun terakhir siklon ini muncul semakin sering.
Siklon tropis adalah badai yang muncul di laut akibat permukaan air laut yang menghangat. Adanya siklon tropis dapat menyebabkan terjadinya hujan lebat, gelombang tinggi, dan angin kencang yang harus diwaspadai. Terutama Indonesia yang merupakan negara maritim.
Siklon tropis ini terjadi akibat perubahan iklim yang membuat suhu air laut meningkat. Munculnya siklon tropis yang semakin sering menimbulkan banyak bencana di Indonesia. Terutama banjir dan longsor di beberapa daerah, seperti di Natuna pada Maret 2023 lalu.
Selain siklon tropis, meningkatnya suhu udara di bumi juga turut menyebabkan mencairnya es di Puncak Jayawijaya, Papua. Pada Desember 2022 lalu banyak media memberitakan kalau luasan salju abadi yang sebelumnya 200 km persegi, saat ini hanya tersisa seluas 2 km persegi atau 1% dari luasan semula.
Padahal, Gunung Jayawijaya ini adalah salah satu dari Indonesia Seven Summits, bahkan termasuk dalam World Seven Summits. Selain itu, Puncak Jayawijaya juga diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Sayang banget kan?
Bukan Hanya Lingkungan, Perubahan Iklim Akan Sebabkan Kemiskinan
Banyaknya bencana ini tentu tidak hanya berdampak terhadap lingkungan saja. Melainkan pada kesejahterahan masyarakat secara langsung. Akibat bencana banjir yang merusak lingkungan, banyak orang yang akan kehilangan tempat tinggal serta mata pencaharian.
Daerah yang terjadi bencana pun rentan akan penyakit yang berbahaya terutama bagi anak-anak. Dalam waktu lama jika terjadi bencana di mana-mana, maka angka kemiskinan di Indonesia akan meningkat dan membuat perekonomian Indonesia turut menurun.
Dilansir dari Kompas, bukan hanya berdampak pada lingkungan, lebih parahnya lagi perubahan iklim juga dapat mengganggu kesehatan mental terutama pada generasi muda ke depannya.
Dampak Emisi Karbon Pada Perubahan Iklim Terhadap Lingkungan
Seperti yang telah terjadi secara langsung di Indonesia, dampak emisi karbon terhadap lingkungan sangatlah berbahaya. Bahkan, bisa mengancam keselamatan jiwa. Hingga saat ini dampak perubahan iklim terhadap lingkungan perlahan telah kita rasakan.
- Mencairnya salju atau es di kutub yang menyebabkan permukaan air laut meningkat
- Meningkatnya curah hujan dan berpotensi hujan lebat hingga badai yang dapat menyebabkan banjir
- Kebakaran hutan akibat gelombang panas
- Cuaca yang tidak stabil
- Satwa liar akan mengalami stres akibat iklim yang tidak menentu dan dapat menyebabkan kepunahan
- Terjadinya abrasi pantai
- Kekeringan dan berkurangnya sumber air bersih
- Perubahan pada produksi rantai makanan yang akan menyebabkan sejumlah daerah kelaparan
- Tenggelamnya pulau-pulau kecil
- Kuantitas hutan menurun
Upaya Sederhana #UntukmuBumiku dalam Menjaga Lingkungan Hidup
Saya percaya, hal sekecil apapun yang kita lakukan pasti dapat berdampak besar jika dilakukan terus menerus.
Untuk mencegah perubahan iklim, menurut saya kita nggak hanya berpangku tangan dan mengandalkan pemerintah. Sebagai individu ada banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan dalam menjaga lingkungan.
- Mengurangi Sampah
Sampah masih menjadi masalah utama yang menyebabkan perubahan iklim yang menyumbang emisi gas rumah kaca dalam bentuk metana (CH4) dan karbondioksida (CO2).
Dilansir dari Katadata, pada 2022 timbunan sampah terbanyak di Indonesia adalah kategori sisa makanan sebesar 41,55%, kemudian sampah plastik sebesar 18,55%.
Sampah sisa makanan ini bukan hanya saat kita makan. Melainkan sejak proses pengolahan hingga distribusi. Makanan dibuang karena rusak, salah potong, proses seleksi sebelum dijual, dan saat saat kita memasaknya.
Dari data ini kita bisa melakukan hal sederhana dengan berbelanja lebih bijak dan mengambil makanan secukupnya. Simple kan?
Hal ini sering banget saya terapkan setiap kali saya makan. Entah di rumah atau di luar. Mengingat memang porsi makan saya yang sedikit, saya selalu meminta penjual untuk mengurangi porsinya sesuai porsi saya.
Awalnya, ada perasaan malu karena dianggap aneh. Tapi, lama kelamaan ternyata saya justru merasa lega. Nggak bersalah pada alam.
Untuk mencegag menumpuk sampah sisa makanan kita bisa mulai dengan bijak saat berbelanja. Membeli bahan makanan yang memang kita butuhkan dengan jumlah yang tepat agar tidak membuang bahan dengan percuma. Begitu pula saat menyimpan bahan makanan, usahakan untuk menyimpannya dengan baik agar tidak cepat busuk.
Nah, kalau terlanjur dan ada sisa makanan gimana? Tenang, ada banyak jalan menuju Roma, bestie. Kamu bisa membungkusnya untuk dibawa pulang atau menjadikannya kompos. Ada banyak video cara membuat kompos dari sampah rumah tangga di Youtube yang bisa kamu tonton.
Selain sampah makanan, kamu bisa melakukan upaya sederhana dengan menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) pada kehidupan sehari-hari, seperti:
- Reduce (mengurangi): mengurangi penggunaan sampah plastik dan kertas dengan membawa totebag saat berbelanja, menggunakan tumblr saat membeli minuman, mengambil makanan secukupnya
- Reuse (memakai kembali): biasanya yang saya lakukan adalah dengan menggunakan kembali wadah lotion atau skincare
- Recycle (mendaur ulang): mendaur ulang botol plastik menjadi pot tanaman
- Bijak Menggunakan Energi
Menghemat energi adalah salah satu upaya sederhana yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat sumber energi listrik Indonesia masih menggunakan batu bara yang termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, maka kita perlu bijak dalam menggunakannya. Hal sederhana yang bisa kamu lakukan dalam menghemat energi untuk menjaga lingkungan adalah sebagai berikut:
- Menggunakan lampu hemat energi
- Menggunakan listrik sesuai kebutuhan
- Mencabut barang elektronik yang tidak dipakai
- Menggunakan lemari es yang lebih ramah lingkungan
- Memaksimalkan cahaya alami
- Mendesain rumah lebih ramah lingkungan (memaksimalkan cahaya matahari dan memperbanyak ventilasi)
- Menggunakan air seperlunya
- Menggunakan transportasi umum
- Beralih ke sepeda atau berjalan kaki
- Memasak secukupnya
- Mendukung kegiatan ramah lingkungan
- Ganti Asupan Daging dengan Sayur
Tahu nggak sih kalau dibalik daging yang kita makan turut berkontribusi memberikan 15% emisi global? Dalam hal ini peternakan dapat dikatakan boros lahan. Mulai dari daging, telur, produk susu, dan akuakultur menggunakan 83% dari total lahan peternakan di dunia. Padahal, hanya memberikan 37% kebutuhan protein dan 18% kalori manusia.
Nah, dalam mengurangi emisi karbon, kita juga bisa turut membantu dengan mengurangi konsumsi dari industri peternakan dan berlaih pada sayur dan buah. Misalnya, kita bisa makan daging 3 hari sekali atau seminggu sekali.
- Kurangi Membeli Barang Murah dengan Kualitas Rendah
Ada yang doyan beli barang-barang lucu di e-commerce? Atau produk fast fashion yang dijual dengan harga yang murah?
Pernah nggak kamu memperhatikan, kalau ternyata barang-barang hasil impulsif tersebut nyatanya nggak kamu butuhkan. Bahkan kebanyakan barang tersebut nggak memiliki kualitas yang baik. Entah itu pakaian, barang elektronik, atau lainnya. Biasanya barang tersebut hanya bertahan setelah pemakaian beberapa kali dan cepat rusak. Ya, maklum aja harganya aja murah.
Dibalik barang berkualitas rendah dan kurang fungsional tersebut, kita turut menyumbang emisi karbon dan merusak lingkungan. Karena pada dasarnya produk tersebut dibuat hanya untuk pemakaian sementara.
Sebagai konsumen, kita bisa memilih untuk menghentikan kebiasaan konsumtif tersebut dengan tidak membeli barang yang tidak kita butuhkan dan membeli dengan memperhatikan kualitas agar dapat digunakan dalam jangka panjang. Sehingga dapat mencegah perusahaan untuk memproduksi barang kurang bermutu yang berdalih profit.
Kebijakan untuk Mengurangi Risiko Perubahan Iklim
Perubahan iklim dapat dicegah kalau kita bisa bergerak bersama. Meski satu hal sederhana dapat memiliki dampak yang baik, akan lebih baik lagi kalau dapat dilakukan bersama.
Oleh karenanya, dengan adanya kebijakan yang dibuat pemerintah akan membuat seluruh masyarakat bergerak bersama sehingga perubahan iklim dapat dicegah lebih cepat.
1. Kebijakan Terkait Sampah
Dalam hal ini, karena sampah memiliki prosentase yang tinggi, saya rasa perlu dibuat kebijakan serius terkait sampah.
Mewajibkan adanya bank sampah di setiap RT atau RW serta sosialisasi rutin pada masyarakat sekitar saya rasa masih perlu menjadi prioritas.
Meski beberapa tahun lalu sudah ada sosialisasi mengenai bank sampah, sayangnya kegiatan ini tidak ditindaklanjuti. Sehingga beberapa bank sampah pun tutup karena kurangnya peminat dan dukungan.
Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat lebih paham pentingnya memilah sampah rumah tangga. Begitu pula cara membuang serta mengolah sampah yang tepat. Karena lebih efisien kalau sampah dapat dipilah sejak dibuang pertama kali dalam rumah.
Salah satu kendala yang masih saya rasakan adalah proses pengambilan sampah pada setiap RT. Di lingkungan rumah saya sendiri, petugas sampah mengambil sampah di setiap rumah dan menjadikan satu semua sampah dalam bak. Jadi, terkesan percuma saat ada rumah yang telah memilah sampah.
Adanya kebijakan mengenai pentingnya lubang biopori pada lingkungan tempat tinggal juga dapat menjadi solusi sampah sisa makanan organik. Kebijakan ini akan membantu masyarakat untuk dapat mengolah sampah makanan secara mandiri.
Selain itu, masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai karena kurang paham bagaimana membuang sampah yang benar. Minimnya edukasi dan literasi juga turut memperparah keadaan. Terutama pada lingkungan kumuh.
Pelaku pelanggaran pun perlu diberi hukuman yang tegas agar masyarakat berusaha untuk tidak melanggar dan pada akhirnya terbiasa sehingga memiliki gaya hidup yang ramah lingkungan.
Selain hukuman, penghargaan pun dapat diberikan pada lingkungan yang telah berhasil menerapkan serta mempertahankan kegiatan ramah lingkungan. Hal ini juga akan dapat membantu masyarakat dalam tetap menjaga gaya hidup ramah lingkungan.
2. Kebijakan Terkait Pakaian (Fast Fashion)
sumber: bicnets |
Tidak dapat dipungkiri kalau industri fashion di Indonesia juga memiliki potensi yang sangat baik. Dengan dorongan sosial media dan digital marketing, kini pakaian yang sedang tren dapat dengan mudah dimiliki semua orang bahkan di pedesaan.
Sayangnya, terkadang tren pakaian fast fashion ini membuat beberapa pihak menjual pakaian murah dengan kualitas yang rendah agar dapat dijangkau semua kalangan masyarakat.
Dibalik pencemaran air pada pewarna yang digunakan dan bahanya bagi kesehatan manusia, tren fast fashion dengan kualitas rendah juga dapat menumpuk sampah pakaian dalam waktu yang singkat karena bahannya yang mudah rusak.
Oleh karenanya, saya rasa perlunya ada kebijakan khusus pada industri tekstil. Meksi sebagai individu kita bisa mencegah membeli pakaian fast fashion, namun pemerintah dapat mencegahnya secara langsung karena berhubungan dengan banyak perusahaan besar.
3. Kebijakan Lainnya yang Perlu Dipertimbangkan
sumber: Sekolah Ramah Lingkungan di Jakarta - Kumparan |
Dalam mengurangi risiko perubahan iklim, ada beberapa hal yang saya perhatikan masih perlu diperbaiki:
- Mensyaratkan pembangunan ramah lingkungan pada semua bagunan baru. Saya harap ada kebijakan tertulis yang mengatur pembangunan dalam menerapkan green building secara serius.
- Memberikan subsidi pada transportasi massal. Sebagai salah satu cara dalam mengurangi emisi karbon, memaksimalkan penggunaan transportasi massal akan lebih cepat mengurangi perubahan iklim. Hal ini bisa dilakukan dengan menarik perhatian masyarakat pada transportasi massal. Selain mengurai kemacetan, bukannya hal tersebut juga berdampak baik pada lingkungan?
- Adanya aturan lahan kosong untuk resapan atau taman di radius tertentu.
- Menerapkan pendidikan ramah lingkungan di sekolah yang melibatkan peran orang tua secara langsung. Sektor pendidikan menjadi tempat yang penting untuk sosialisasi mengenai perubaan iklim saat lingkungan tempat tinggal mereka kurang mendukung.
- Mewajibkan para pekerja untuk menggunakan trasnportasi umumi pada hari tertentu dalam satu minggu sekali.
Dalam megurangi risiko perubahan iklim dibutuhan kolaborasi dari semua pihak untuk dapat #BersamaBergerakBerdaya. Mulai dari masyarakat, organisasi, komunitas, hingga pemerintah. Karena permasalahan ini adalah permasalahan bersama. Kalau kita nggak peduli dengan perubahan iklim, dampaknya bukan hanya terasa pada kita. Tetapi, semua orang di bumi ini akan merasakannya.
Rasanya nggak pantas kita egois mementingkan diri sendiri setelah kita banyak mengambil apa yang alam berikan pada kita.
Saya yakin perlahan kita dapat saling bahu membahu dalam mencegah perubahan iklim #UntukmuBumiku. Terutama masyarakat Indonesia yang saat ini memiliki kesadaran semakin baik mengenai topik lingkungan. Sejak pemerintah menerapkan dengan serius kebijakan penggunaan plastik di sektor komersial, beberapa orang sudah terbiasa membawa totebag sendiri.
Selain itu saya juga senang sekarang di Surabaya ada bus sebagai transportasi umum yang semakin nyaman digunakan. Meski, dalam beberapa hal masih ada yang perlu ditingkatkan, tapi adanya bus yang nyaman dan banyaknya pilihan rute memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam mengurai kemacetan sekaligus menangani perubahan iklim.
Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya! Yuk, jaga bumi bersama Team Up For Impact!
You cannot get through a single day without having an impact on the world around you. What you do makes a difference, and you have to decide what kind of difference you want to make. — Jane Goodall
jangan sampai kita nggak bisa menikmati pemandangan seperti ini lagi 🤍 |
**
Referensi
1. https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim
2. https://edukasi.kompas.com/read/2023/05/14/153923871/pakar-perubahan-iklim-pengaruhi-kesehatan-mental-kaum-muda
3. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/09/ri-hasilkan-19-juta-ton-timbulan-sampah-pada-2022-mayoritas-sisa-makanan
4. https://www.bbc.com/indonesia/extra/cvvfcvszkz/glaciers_indonesia
22 comments
Aku sendiri rutin pilahin sampah kardus/kertas/karton dengan plastik (kemasan bekas skin care, shampoo, dll) Cuma sayang banget nih untuk sampah bubble wrap masih belum ada yang mau tampung di sini. Padahal banyak banget itu kalo dikumpuliiin dari belanjaan online kita. Huhuhu
Makasih artikelnya semoga makin banyak yang mulai sadar dan cinta bumi yaaa.
Namun memang harus kerja bersama dan konsisten menerapkannya, sehingga upaya yang dilakukan bisa membuahkan hasil
Semoga bareng-bareng kita bisa mencegah itu.
Aku sadar setiap aktivitas yang kita lakukan akan menghasilkan jejak karbon. Bahkan ketika kita hanya duduk di kamar sambil sibuk menyalakan laptop. Hal itu memang ga bisa dihindari, tapi bisa diminimalisasi seberapa jejak karbon yang kita tinggalkan.
Bisa dimulai menjalani pola hidup yang ramah dengan lingkungan. Memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik, dan menggunakan transportasi umum.