Sejak dua tahun terakhir, ada perasaan bersalah karena saya baru sadar kalau ternyata ada beberapa hal lain yang bisa saya lakukan untuk menurunkan suhu bumi yang sedang demam.
Well, saya nggak akan membahas kenapa penting banget untuk kita lebih peduli dengan bumi sebagai tempat tinggal kita. Karena saya yakin kita semua sudah tahu bagaimana kondisi bumi saat ini.
Udah Biasa Bawa Tumblr, Terus Selanjutnya Apa?
Sejak saya (lumayan) sering traveling waktu kuliah, saya sudah terbiasa membawa tumblr di dalam tas kemanapun saya pergi. Bahkan, saat ke mall sekalipun. Saya sangat bersyukur karena bertemu dengan teman yang tepat saat kuliah yang membuat saya memiliki kebiasaan ini.
Berkat selalu membawa tumblr, saya yang sebelumnya nggak suka minum air jadi terbiasa minum air dan darah saya nggak lagi kental yang berakibat menyusahkan petugas medis saat diambil darah haha.
Tapi, apakah hanya sebatas membawa tumblr di dalam tas saja cukup?
Nyatanya, ada banyak hal lain yang baru saya sadari bisa saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meski beberapa hal ini masih belum bisa maksimal karena bergantung pada keadaannya, tapi saya selalu berusaha untuk melakukan hal yang bisa saya lakukan.
Nah, ini hal yang saya lakukan untuk menjaga lingkungan. Kamu mau coba yang mana?
1. Pilih Transportasi Umum
Transportasi umum yang pada awalnya hanya saya gunakan untuk jalan-jalan keliling kota kalau sedang jenuh. Maklum, di Surabaya masih belum begitu banyak pilihan transportasi umum yang nyaman. Melihat bus kota yang nggak terawat membuat saya lebih sering memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Tapi, kebiasaan tersebut perlahan berubah sejak dua tahun terakhir. Karena sejak adanya Suroboyo Bus, saya merasa sangat nyaman. Mana nggak perlu capek nyetir pula. Jadi tinggal duduk manis dan tidur kalau capek haha.
Saya bahkan pernah sampai lupa kalau kita punya Gojek haha. Saking saya sudah terbiasa menggunakan Suroboyo Bus untuk bepergian. Meski belum bisa digunakan sebagai transportasi utama sehari-hari, saya berusaha untuk memilih naik bus Surabaya kalau memang ada ada rutenya.
2. Pakai Pembalut Kain
ini pembelian selanjutnya setelah ngerasa nyaman pake hihi |
Saya sudah menggunakan pembalut kain sejak sekitar 6 bulan. Pilihan ini saya buat karena kulit saya yang iritasi menggunakan pembalut sekali pakai. Entah kenapa rasanya saya merasa gerah dan sangat nggak nyaman menggunakan pembalut sekali pakai.
Awalnya saya merasa ragu. Bakal tembus nggak ya? Ribet nggak sih? Gampang dicuci nggak sih?
Saya pun mencoba membeli 3 pembalut kain. Dan ternyata rasanya nyaman banget. Bahkan rasanya kayak nggak pakai pembalut haha. Kulit saya pun jadi nggak iritasi lagi.
Bisa dibilang saya jadi lebih hemat. Sudah 6 bulan saya nggak beli pembalut sekali pakai haha. Saat bepergian saya menggunakan kantong waterproof untuk menyimpan menstrual pad dan tisu kain.
Tapi, memang ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Well, pilihan ini memang harus disesuaikan dengan kondisi. Saya sendiri masih agak merasa kesusahan menggunakan pembalut kain saat harus traveling ke luar kota.
Karena agak ribet harus nyuci dan nunggu keringnya hehe. Kalau kamu mau coba, mungkin bisa menggunakan pembalut kain kalau sedang di rumah.
Pro’s:
-Nggak bikin iritasi
-Lebih ramah lingkungan
-Lebih hemat
Con’s:
-Harus dicuci sampai bersih
-Harus benar-benar kering
-Ribet nyucinya
3. Pakai Tisu Kain
Selain beli pembalut kain, saya juga menggunakan tisu kain. Pada awalnya saya berencana membeli tisu kain yang dijual di e-commerce. Tapi, lalu saya melihat tumpukan handuk yang jarang banget saya gunakan.
Saya pun memotong handuk tersebut menjadi beberapa bagian dan menjadikannya tisu kain untuk digunakan saat ke toilet. Nah, jadinya bisa reuse kan. Handuk yang tadinya cuma disimpan di rak akhirnya bisa difungsikan hehe.
Setelah memulai kebiasaan ini, saya terpaku melihat tempat sampah di toilet menjadi lebih bersih dari biasanya. Melihat tempat sampah yang bersih ternyata membuat saya senang hihi.
4. Menggunakan Sapu Tangan
Berusaha mengurangi penggunaan tisu nggak hanya saat ke toilet. Tetapi, saya juga berusaha meminimalsir penggunaan tisu saat ke luar. Sebagai gantinya, saya selalu membawa sapu tangan di dalam tas.
Saya pernah mendapatkan komentar dari saudara saya yang berkunjung ke rumah. Saat itu anaknya pilek dan meminta tisu pada saya. Saya pun bilang kalau saya nggak pakai tisu di rumah dan memberikannya sapu tangan sebagai gantinya. Saudara saya sempat melongo dan lanjut berkomentar, “Ribet banget. Harus nyuci dong.”
Dari respon saudara saya tersebut saya jadi sadar kalau ternyata kita sudah terbiasa untuk melakuan semua hal dengan praktis. Saya sendiri nggak bisa memungkiri kalau kepraktisan memang bikin nyaman dan candu.
5. Bawa Totebag
Sebenarnya saya baru benar-benar terbiasa membawa totebag saat pemerintah membuat kebijakan mengenai kantong plastik berbayar. Maafkeun. Namanya orang kalau nggak kepentok mah nggak akan sadar hehe.
Sekarang totebag jadi salah satu benda yang selalu ada di tas saya. Kalau dipikir-pikir, kebiasaan membawa totebag ini membantu saya lebih prepare dan nggak membeli sesuatu secara spontan. Nggak ada lagi deh tuh ceritanya tiba-tiba pengen belanja impulsif hihi.
6. Membawa Foldable Tupperware
Nggak hanya tumblr, saya juga berusaha membawa foldable tupperware saat akan membeli makanan. Meski untuk kebiasaan yang satu ini lumayan sering skip karena keadaan hehe. Tapi, nggak apa-apa mari tetap kita coba usahakan semampunya.
Kemarin waktu liburan ke Jogja saya bawa tempat makan lipat untuk wadah sarapan. Yang ternyata tempat makan ini bisa membantu saya menyimpan buah-buahan yang saya beli untuk bekal dalam kereta saat pulang. Enaknya memang tempat makan ini bisa dilipat jadi nggak makan tempat hihi.
Ramah Lingkungan Itu Ribet!
Iya, memang!
Tapi, kalau dipikir-pikir sebenarnya gaya hidup ramah lingkungan itu menyehatkan. Kayak misalnya pilihan menggunakan pembalut kain. Selian mencemari lingkungan, pembalut sekali pakai juga mengandung beberapa bahan kimia yang sebenarnya nggak baik untuk tubuh kita. Apalagi kalau digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Piihan menggunakan botol minum dan tempat makan sendiri saat jajan juga menghindari makanan serta minuman yang kita konsumsi tercemar bahan kimia dari plastik. Karena kadang masih banyak penjual yang mengemas makanan dan minuman yang masih dalam keadaan panas menggunakan plastik.
Kebiasaan ramah lingkungan di atas saya terapkan karena sedikit banyak rasa bersalah saya yang masih belum bisa mengolah sampah menjadi kompos.
Saya tahu langkah kecil ini nggak bisa memberikan dampak yang signifikan untuk mencegah perubahan iklim, tapi semoga saja tetap bisa mengurangi sampah dan emisi karbon.
Eh, tapi kok rasa merasa sejak menerapkan kebiasaan ramah lingkungan ini saya jadi lebih mindful ya? Ada yang sama juga?
4 comments
Tapi aku LG kepikiran untuk pakai pembalut ramah lingkungan yg terbuat dari corn mba. Cuma ya itu mahal memang . Dan Krn pakai IUD, mens ku jadi 2 Minggu, jadi kalo pake menstrual pad corn tadi, agak banyak yg dibeli 🤣
Tapi pelan2 aku mau coba kok. Yg sehat, yg ramah lingkungan, memang costly, Krn blm banyak yg pakai. JD ongkos produksi juga tinggi.