Travel

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Blogger Perempuan
Intellifluence Trusted Blogger

Banner Bloggercrony

Walking Tour Ke Sanggar Teosofi dan Gereja Katolik Bebas di Surabaya

29 comments
Walking Tour Ke Sanggar Teosofi dan Gereja Katolik Bebas di Surabaya
foto bareng romobongan di Sanggar Penerangan Teosofi Surabaya

Teman-teman ada yang pernah dengar ‘teosofi’?

Ajaran teosofi seringkali disamakan dengan ajaran sesat. Gegara simpang siur kebenarannya, aku jadi makin penasaran apakah memang benar teosofi itu termasuk ajaran sesat?

Rasa penasaran inilah yang bikin aku pada akhirnya ikutan walking tour Bersukaria yang diadakan September 2024 lalu. Wkwkwk, iyaa udah lama emang dan aku baru nulis ini ðŸ¤£

Kalau kemarin aku ikutan tour SSCT spesial Ramadan Beach Fest ini kan program pemerintah kota Surabaya yang guidenya Cak & Ning Surabaya dan kita naik bus.

Sedangkan Bersukariawalk ini sesuai namanya tour jalan kaki yang mengunjungi tempat bersejarah di Surabaya. Dan ini bukan punya pemerintah ya. Btw, kegiatan ini juga ada di beberapa kota lainnya. Bisa cek di Instagram Bersukaria.

Meski ada sedikit rasa takut, aku tetep cobain ikutan dengan bolak balik mengingatkan diri untuk nggak asal percaya dengan apapun yang akan dijelaskan nantinya. Karena kita nggak tahu apakah penjelasannya nantinya itu benar-benar fakta atau sekadar ajakan halus.

Kumpul di Taman Bungkul Surabaya

taman bungkul surabaya
main game dulu wkwk 

Titik kumpul walking tour ini ada di Taman Bungkul Surabaya yang ada di Jalan Darmo. Aku pun baru tahu kalau ternyata tempat teosofi ini ada di daerah tersebut.

Ternyata yang ikutan walking tour ini cukup banyak. Mungkin karena rute spesial dan tujuannya anti mainstream yang bikin orang jadi penasaran wkwk. Oh ya, untuk biaya tour ini ada booking fee 20k + biaya tour khusus 50k. Trus ada juga tip untuk guide yang bisa diberikan setelah selesai kegiatan.
walking tour surabaya
menang game dan dapet jajan wkwk lumayan

Sekitar jam 10.00 WIB, acara dimulai. Sebelum berangkat ke tempat teosofi, kami diberikan game singkat tentang teosofi. Itung-itung pemanasan gitu wkwk. Dan timku menang kwkwk. Mayanlah ya dapet jajan.

Kelar game, kami langsung jalan ke tempat teosofi yang disebut ‘Sanggar Penerangan’ yang ternyata tempatnya ada di belakang Taman Bungkul. Deket banget karena cuma jalan kaki bentar aja.

Sanggar Penerangan Teosofi

sangar penerangan teosofi surabaya
nunggu area kumpul disiapkan

Kami jalan dari Taman Bungkul sekitar 5 menit. Tempat teosofi ini ternyata ada di Google Maps dengan mengetikkan ‘Sanggar Penerangan’. Dan nggak banyak orang yang tahu kalau bangunan yang mirip rumah ini ternyata tempat organisasi teosofi berkumpul.

Sebenernya aku nggak tahu sebutan apa yang cocok untuk ini, apakah ajaran, organisasi, atau apa? Jadi maklum aja kalau aku nyebutnya jadi beda-beda.
teosofi adalah
ternyata begini ekspresiku waktu baca tulisan wkwk


Bangunan ini nggak terlalu besar. Area untuk kunjungan umum dibagi jadi 2 bagian, area depan yang kayak ruang tamu tempat banyak buku kuno berjajar dan area berkumpul yang lebih luas.

pengertian teosofi
tulisan ini yg aku baca yg bikin bingung

Sebelum masuk area kumpul karena masih disiapkan, kami diperbolehkan melihat-lihat. Di salah satu sisi ruangan aku membaca satu tulisan yang cukup menarik sekaligus bikin aku bingung.

Sambil menunggu kami mendengarkan sedikit cerita tentang teosofi dari guide.

Sekilas Tentang Teosofi

Teosofi berasal dari kata Yunani "theos" yang artinya Tuhan dan "sophia" yang artinya kebijaksanaan. Menurut istilahnya, teosofi adalah sebuah sistem pemikiran filosofis dan mistis yang berusaha untuk memahami hakikat Tuhan, alam semesta, dan manusia.

Ajaran teosofi tidak terikat pada agama tertentu, tetapi menggabungkan unsur-unsur dari berbagai tradisi spiritual dan filosofis, termasuk Hinduisme, Buddhisme, Kabbalah, dan Gnostisisme.
arti lambang teosofi
ini lambang teosofi yang ada di atas pintu

Setelah mendengarkan penjelasan singkat dari guide, kami diperbolehkan masuk. Di bagian atas pintu masuk area kumpul, ada simbol teosofi dengan tulisan ‘Satyan Nasti Paro Dharmah’, yang artinya “There is no religion (or law) higher than Truth”.

Elemen-elemen dalam Logo Teosofi:

  • Bintang Berujung Lima (Pentagram): Simbol kuno yang mewakili manusia sebagai mikrokosmos, dengan lima anggota tubuh dan lima indra. Dalam Teosofi, pentagram juga melambangkan lima elemen klasik: bumi, air, api, udara, dan eter.
  • Ular Melingkar (Ouroboros): Simbol kuno yang mewakili siklus abadi alam semesta, reinkarnasi, dan keabadian. Ular yang memakan ekornya sendiri melambangkan kesatuan dan kesempurnaan.
  • Swastika: Simbol kuno yang melambangkan pergerakan dan evolusi kosmik. Dalam Teosofi, swastika mewakili energi kreatif dan destruktif alam semesta.
  • Ankh: Simbol Mesir kuno yang melambangkan kehidupan dan keabadian. Dalam Teosofi, ankh mewakili kehidupan spiritual dan kesadaran yang lebih tinggi.
  • AUM (Om): Simbol suci dalam Hinduisme dan Buddhisme yang mewakili suara kosmik dan kesadaran universal. Dalam Teosofi, AUM melambangkan kesatuan semua makhluk hidup.
  • Segitiga: Segitiga yang mengarah ke atas melambangkan semangat, dan segitiga yang mengarah kebawah melambangkan materi.
  • Lingkaran: Melambangkan keabadian, dan juga kesatuan.
sanggar penerangan teosofi surabaya
pilar di dekat pintu masuk

Saat memasuki area kumpul, di dekat pintu ada 2 pilar di sisi kanan dan kiri. Pilar ini, katanya baginya cukup sensitif dapat membuat kita merasakan energi yang berbeda saat memasuki ruangan. 

Menurut penjelasan guide, teosofi juga melakukan meditasi yang membuat kita lebih menyadari aura atau energi di sekitar kita. Tapi, aku nggak ngerasain apa-apa mungkin karena emang kurang sensitif wkwk.
organisasi teosofi di indonesia

Di sini kami disambut oleh pengurus organisasi teosofi cabang Surabaya. Mereka banyak menjelaskan sejarah teosofi yang cukup menarik. Teosofi sendiri ternyata memiliki 3 prinsip utama yaitu, studi perbandingan spiritual, filsafat, dan sains.

Awal Mula Teosofi: Kisah Mbak Blavatsky yang Misterius

Di akhir abad ke-19, banyak orang belajar ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi, banyak orang juga ngerasa ada yang kurang, kayak ada kekosongan spiritual. Di tengah situasi itu, muncul sosok nyentrik bernama Helena Petrovna Blavatsky, seorang penulis dan mistikus asal Rusia.
sejarah teosofi
potret Helena Petrovna Blavatsky

Mbak Blavatsky ini orangnya misterius, katanya punya pengalaman spiritual yang luar biasa dan pengetahuan tentang ajaran-ajaran kuno yang tersembunyi. 

Bareng dua temennya, Henry Steel Olcott dan William Quan Judge, dia bikin perkumpulan namanya ‘The Theosophical Society’ di New York tahun 1875. Tujuan mereka? Mencari kebenaran spiritual dan mempelajari hukum-hukum alam yang belum terpecahkan.

Nah, Mbak Blavatsky ini nulis buku tebel yang judulnya "The Secret Doctrine". Buku ini jadi kitab suci Teosofi, isinya tentang kosmologi kompleks dan sejarah evolusi manusia menurut pandangan Teosofi. Isinya campuran dari berbagai ajaran spiritual dan ilmiah yang bikin banyak orang penasaran.

Setelah Blavatsky meninggal dunia, kepemimpinan diambil alih Annie Besant dan Charles Webster Leadbeater, sosok yang karismatik dan punya pengaruh besar.

Di bawah kepemimpinannya, mereka menekankan ajaran tentang reinkarnasi, karma, dan evolusi spiritual. Mereka juga "mengadopsi" seorang pemuda India bernama Jiddu Krishnamurti, yang mereka percaya sebagai "Guru Dunia".

Krishnamurti awalnya dipromosikan sebagai pemimpin spiritual masa depan oleh kaum Teosofi. Namun, seiring berjalannya waktu, Krishnamurti menolak dan memilih jalan spiritualnya sendiri.

sikus hidup menurut teosofi reikarnasi
siklus hidup menurut ajaran teosofi (reinkarnasi)

Selain mendengarkan penjelasan anggota teosofi, kami juga nonton film mengenai teosofi. Yang maaf banget justru bikin aku ngantuk saking lamanya durasi filmnya. Padahal materinya menarik banget. Btw, jangan harap kamu mendengar apa yang ingin kamu dengar di sini ya.

Setelah menonton film, kami diperbolehkan berkeliling area kumpul. Sejujurnya aku agak takut ngelihat foto Mbak Blavatsky. Di bagian depan ruangan ini ada banyak aksesoris, kayak lonceng, kursi dengan ukiran, buku absen, dan banyak foto serta lukisan. Foto para pemimpin juga dipajang di sekeliling ruangan.

Gereja Katolik Bebas St. Bonaficius

sejarah Gereja Katolik Bebas St. Bonaficius
jalan ke GKB

Dari Sanggar Penerangan, kami jalan kaki ke sebelah yang ternyata adalah Gereja Katolik Bebas (GKB). Dibangun bersebelahan, aku baru tahu kalau ternyata Gereja Katolik Bebas memiliki beberapa ajaran yang sama dengan teosofi. Dan menariknya lagi GKB nggak merayakan natal.

Kami sempat berkeliling sebentar sebelum duduk di kursi panjang untuk mendengarkan cerita Pak Gunarya mengenai GKB ini.
perbedaan gereja katolik bebas

Menurut penjelasan Pak Gunarya, pengurus gereja, Gereja Katolik Bebas punya akar yang sama dalam gerakan Katolik Tua, yang muncul sebagai respons terhadap dogma-dogma baru dari Vatikan. Yang bikin Gereja Katolik Bebas ini unik adalah pengaruh kuat ajaran Teosofi di dalamnya.

jenis gereja di indonesia

gereja katolik bebas teosofi

Mereka lebih terbuka dengan interpretasi kitab suci, dan yang paling mencolok, perempuan boleh jadi pendeta. Pendeta dan uskupnya juga boleh menikah. Mereka juga percaya pada hukum evolusi, karma dan reinkarnasi. GBL membuka pintunya untuk siapa aja, bahkan yang belum dibaptis bisa ikutan untuk perayaan komuni.

Kesimpulan Ikutan Walking Tour Bersukaria

Gereja Katolik Bebas St. Bonaficius surabaya
foto bareng di GKB

Nggak kerasa udah jam 13.00 WIB aja waktu kegiatan selesai. Karena kelaparan, aku dan temanku langsung ke kedai makan terdekat. Laper, panas, ngantuk rasanya jadi satu wkwk.

Walking tour ini menurutku cukup seru. Walaupun terasa agak membosankan waktu di Sanggar Penerangan karena durasi film yang lama banget. Jujur, aku hampir aja mereeemmm wkwkw. Malu banget kalo sampe ketahuan ketiduran. Padahal, sebenernya seru.

Setelah mendengarkan semua penjelasan dari 2 tempat tersebut, aku kembali mengingatkan diri untuk nggak asal percaya dengan yang aku dengar. Karena kita sendiri juga nggak tahu kebenarannya seperti apa. Jadi, jalan-jalan ini hanya sekadar untuk menambah informasi dan seru-seruan aja hihi.

Kalau kamu gimana? Pernah ke tempat teosofi dan GKB?
pengertian gereja katolik bebas
deamerina
Halo, aku Dea! Perempuan yang tinggal di Surabaya yang suka jalan-jalan, fotografi, menulis, dan baca buku. Aku suka menulis di sini sebagai sarana curhat dan berbagi. Yuk, temenan di Instagram @deamerina

Related Posts

29 comments

Belum pernah Mbak
Soalnya waktu naik Bus HOS dulu itu bukan gereja ini mampirnya
Gereja yang lain dan lebih besar
Aku baru tau soal Teosofi
Jadi banyak belajar dari tulisan ini
Nurul Sufitri said…
Oh, umat katolik bebas di gerefe tersebut tidak merayakan natal ternyata ya. Baru tahu aku nih. Dea iktan walking tour kayak gini jadi tambah wawasan ya. Info2nya beragam, tetapi ga percaya sepenuhnya hehehe. Jadi tahu juga sedikit soal teosofi. By the way, aku belum pernah masuk ke dalam gereja lho selama ini.
erykaditya said…
Aku baru tahu malahan tentang ajaran teosofi ini..selama ini kan tau nya sekolah teologi itu yaaa..berartu teosofi ini sebuah aliran kepercayaan gt kah mba? mereka berarti tidak beragama atau umat akotil di GKB itu...Kalo aku sie cuma sejauh menambah pengetahuan aja ya..toh itu juga menurut kepercayaan mereka kalo kita gak percaya juga gpp kan :)
Herva Yulyanti said…
Wah aku baru tahu malah mba ada kegiatan tour ini dan nama tentang Teosofi, btw kok aku ikut bayangin pas Mba Tidur nonton filmnya wkwkwk..apa krn sejuk juga suasannya jadi terbawa ngantuk ya mba :)
seru banget nih walking tour ke Sanggar Teosofi dan Gereja Katolik Bebas di Surabaya! Pasti banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang didapatkan. Dua tempat bersejarah ini menyimpan cerita yang menarik untuk disimak. Semoga semakin banyak yang tertarik untuk mengenal warisan budaya Surabaya.
Ajaran begini kalo dihadiri Ama orang yg imannya ga kuat , bisa gampang terpengaruhi kali yaaa. Menurutku sih, susah kalo mau membuktikan agama dengan kebenaran (science). Krn Agama memang ttg kepercayaan, bukan ttg hal yg bisa dibuktikan secara ilmiah. Kalo aku ga salah nangkep, berarti ajaran ini lebih percaya dengan kebenaran (science) drpd agama kan.

GKB juga berbeda banget ajarannya yaa. Apa dari pihak katolik ga ada yg mempermasalahkan ajaran ini?

Kdg aku bingung, ajaran begini apa bisa berkembang di Indonesia yg hanya mengakui 6 agama.
Bunda Saladin said…
Baru tahu ada gereja yg tidak merayakan natal dan aturannya juga beda.
Teosofi ini ajaran kan ya bukan agama? Dulu pernah baca di sebuah buku, tokoh utamanya ikut teosofi. Jadi dia datang ke perayaan Waisak gitu.
Reyne Raea said…
Saya malah baru dengar tentang teosofi, wkwkwkwk.
Tapi bentar deh, ngomong-ngomong jadi salfok sama cewek di belakang fotomu di atas.
Dia semacam sinis ke dirimu hahahaha.
Btw, asyik banget ikutan kek gini, sayang mamak-mamak kek diriku nggak bsia ikutan tanpa digandolin anak.
Padahal menarik loh, bisa tau banyak hal-hal baru.
Yang bahkan saya baru dengar ada ajaran teosofi segala
Fajarwalker.com said…
Beragam banget indonesia tuh yaa. Jadi tau juga akhirnya kalau ada gereja yang tidak merayakan natal, dan pastornya pun diperkenankan menikah. Karena sebenarnya kalau tidak salah natal itu memang erat dengan tradisi pagan, bukan keagamaan.
Btw, samaan mbak. Aku kalo disuruh meditasi juga paling susah euy. Susah konsentrasi, apalagi disuruh rileks, gabisaaa hahaha
Fenni Bungsu said…
Teosofi ini lebih seperti kepercayaan ya?
Unik juga walking tournya kak jadi dapat wawasan banyak hal dan pengalaman baru, serta bisa²nya bobo kak Dea, mungkin sangking lelah atau nyamannya apa gimana hehe
Okti Li said…
Setuju Mbak, kita jangan dulu asal percaya dengan yang didengar maupun yg dilihat otu. Karena kita sendiri juga nggak tahu kebenarannya seperti apa. Jadi, bener banget anggap aja jalan-jalan ini hanya sekadar untuk menambah informasi dan seru-seruan aja ya. Terimakasih udah sharing
nurul rahma said…
Dea jagoan bangettt kalo nulis traveling kayak gini.

Keren sangaatt🫶
Foto2nya keren pol dan amat "storytelling" ceunah. Lanjuttkaann💪
Ainun said…
dan aku baru denger tentang nama Teosofi ini mbak, kalau ada yang mengulas gini, jadi nambah ilmu juga kan buatku
untuk ikutan kegiatan walking tournya memang menarik, aku juga seneng kalau belajar sejarah gini, dan bener kata mba Dea, kalau untuk hal-hal yang nggak sesuai sama ajaran kita mending ga usah diikuti, tapi kalau sebatas menyerap ilmu nggak masalah
Nik Sukacita said…
Nama Walking Tournya berasa baca nama sendiri ha ha ha bersukaria jadi pengen salam kenal yaak sama yang punya he he he.

Anw soal ajaran Teosofi ini ada juga di Katolik bebas saya jadi berpikir keras, ternyata ada ya. Sungguh baru tahu.
Adesan said…
Wah ternyata ada di kotaku Surabaya, ternyata teosofi. Krisnamurthi sosoknya di era 80 dan 90 sangat terkenal dengan ajaran ajarannya yang bagus.
Lala said…
Aku malah baru tau ada teosofi dan sepakat sih mba kita nggak boleh mudah percaya dengan segala sesuatu yang memang belum jelas kebenarannya dan walking tour adalah salah satu agenda favorit ku hahahha sejak 2023 mulai sering walking tour biasanya susur sejarah sih di Jakarta dan Bogor. Kadang jelajah rumah ibadah juga bukan hanya masjid melainkan gereja, kuil dkk.

Nambah wawasan, teman dan bikin POV makin luas aja gitu. Belum lagi jalan kakinya sehatlah.
Aku malah baru dengar soal ajaran teosofi dari tulisan ini. Ternyata di Surabaya ada juga walking tour yang tempatnya menarik-menarik ya, biasanya aku ikut walking tour di Jakarta. Kadang aku pakai kesempatan itu buat bisa masuk gereja dan menambah ilmu pengetahuan tentang gereja atau suatu ajaran tertentu. Aku jadi ingat pernah ikut walking tour ke istana Daendels yang sampai sekarang belum kutulis, he
Bambang Irwanto said…
Saya juga suka ikut walking tour, Mbak. Bisa melihat langsung tempat-tempat bersejarah, tambah pengetahuan, dan tambah teman.
Saya juga baru tahu soal teosofi ini. Mungkin karena teosofi ini tidak ada pandangan dasarnya , terus menggabung beberapa ajaran, makanya dianggap sesat. Tapi saat melihat foto-foto di sanggar, kok saya merasa auranya kurang pas ya, Mbak hehehe.
Dee_Arif said…
Wah, kok seru ya mbak acara Bersukaria ini
Aku belum pernah ikutan, maybe next time mau coba ah
Andri Marza said…
Seru banget walking tour-nya! Aku baru tahu kalau ada Sanggar Teosofi di belakang Taman Bungkul. Bagian yang Gereja Katolik Bebas juga menarik sih, unik banget ada gereja yang nggak ngerayain Natal dan memperbolehkan perempuan jadi pendeta. Jadi makin penasaran buat ikutan walking tour ini deh, apalagi kalau rutenya antimainstream gini.
Cerita Mbun said…
Wah seru banget yaaa wisata sejarah kayak gini. Tapi, jujur aku bacanya kok serem ya, wkwkwk. Lihat bangunan dan propertinya tuh beneran unik bgt. Baru tahu ada aliran Teosofi ini. Setiap elemen punya makna tersendiri.
Keke Naima said…
Selama ini, saya taunya Advent yang tidak merayakan Natal. Karena tetangga persis di sebelah rumah beragama Advent. Saya tau dari tetangga. Ternyata ada ajaran lain yang juga tidka merayakan Natal. Menarik sebagai sebuah informasi.
Lintang said…
Cuma pernah dnegar tentang Teosofi tapi ngga sedalam ini, jadi nambah insight baru yang ternyata pengikutnua juga masih ada ya..dan banyak cabangnya juga ya di luar Surabaya. Wohhoo..
Wah di Gereja Katolik Bebas ternyata wanita boleh jadi pendeta juga ya. Dan surpisinglynya boleh menikah juga. Trus ngga natalan juga..
Dinda said…
Aku kira teosofi tuh sama kayak advent, tapi pas baca kok rasanya serupa tapi tak sama. Hehehehe.. Selama hampir sepuluh tahun di SBY, aku malah baru tahu nama sanggar ini mbak bahkan waktu kerja di HOS tuh juga jarang denger. Tahunya gereja katolik kelahiran santa perawan maria di krembangan. ❤️
Tjakap said…
Baru dengar tentang theosofi, jadi penasaran baca tentang aliran yg menggabungkan beberapa kepercayaan. Tulisannya lengkap dan menarik
Ok, kalau ke Surabaya bakal ikut walking tour ini kalau ada lagi, menarik sih menurutku bisa tau mengenai ajaran ajaran lain. Ini bisa jadi salah satu cara buat memperdalam iman juga sih dengan mempelajari hal lain, menurutku sih gitu ya, hehe.

Aku kira awalnya Gereja Katolik Bebas ini Gereja Katolik di wilayah bernama Bebas, ternyata memang beda ya, berarti ini bukan bagian dari Katolik Roma ya soalnya ada pendeta perempuan dan gak ada larangan selibat juga buat imam
Saya pernah banget ikutan walking tour dari Bersukaria cabang Yogyakarta. Dua kali malahan seingat saya.
Andira Putra said…
Kebetulan tengah tahun ini mau ke surabaya. Yup, tertarik untuk mampir ke sini
Susi Susindra said…
Menarik sekali walking tournya, Mbak, meskipun jujur saja buat saya agak ngeri-ngeri sedap dan pasti banyak geliat di otak saat memprosesnya. Tapi harus sata akui kalau tulisan ini menarik sekali bagi saya yang ingin tahu tentang teosofi yang banyak dianut kaum pencerah (Etici) yang ingin kolonialisme Belanda lebih bermartabat dengan konsep bapak-anak. Kebetulan ada sedikit irisan dengan buku sejarah yang saya coba tulis.