Travel

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Blogger Perempuan
Intellifluence Trusted Blogger

Banner Bloggercrony

Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), Apakah Bisa Hamil?

Post a Comment
Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), Apakah Bisa Hamil
Sindrom Ovarium Polikistik atau yang lebih dikenal dengan PCOS adalah gangguan hormonal kompleks yang umum terjadi pada wanita usia subur.

Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan memengaruhi kualitas hidup seorang wanita jika tidak segera ditangani dengan tepat.

Ciri-ciri PCOS pada Wanita

Normalnya, ovulasi terjadi setiap bulan saat ovarium melepaskan sel telur menuju rahim. Akan tetapi, pada penderita PCOS, ovulasi seringkali tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Sel telur bisa gagal berkembang atau tidak dilepaskan yang berakibat pada siklus menstruasi yang kacau.
Kondisi ini sering dikaitkan dengan tingginya kadar hormon androgen dalam tubuh wanita yang menghambat pelepasan sel telur yang teratur.

Mengabaikan PCOS tanpa penanganan dapat memicu komplikasi serius seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, kanker endometrium, dan infertilitas.
Ciri-ciri PCOS pada Wanita
Oleh karenanya penting untuk mewaspadai tanda-tanda PCOS sejak dini. Berikut ciri-ciri PCOS pada wanita.

Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur
Ini adalah ciri yang paling umum. Wanita dengan PCOS mungkin mengalami menstruasi yang sangat jarang (oligomenorrhea), tidak menstruasi sama sekali (amenorrhea), atau siklus menstruasi yang sangat panjang dan tidak dapat diprediksi.

Tanda-tanda Kelebihan Hormon Androgen (Hiperandrogenisme)
Hormon androgen sering disebut sebagai "hormon pria," namun wanita juga memproduksinya dalam jumlah kecil. Pada PCOS, kadar androgen meningkat dan dapat menyebabkan:
  • Hirsutisme: Pertumbuhan rambut berlebih di area tubuh yang biasanya ditumbuhi rambut pada pria, seperti wajah (kumis, janggut), dada, perut bagian bawah, dan punggung.
  • Jerawat: Jerawat yang parah dan sulit diobati, seringkali muncul di wajah, dada, dan punggung.
  • Alopesia Androgenik: Penipisan rambut di kulit kepala dengan pola seperti pada pria.

Ovarium Polikistik
Pada pemeriksaan ultrasonografi (USG), ovarium mungkin terlihat membesar dan mengandung banyak folikel kecil (kantung berisi cairan) di sekitar sel telur. Penting untuk dicatat bahwa tidak semua wanita dengan PCOS memiliki ovarium polikistik yang terlihat jelas pada USG, dan sebaliknya, adanya banyak folikel tidak selalu berarti PCOS.

PCOS Disebabkan oleh Apa?

PCOS Disebabkan oleh Apa
Penyebab pasti PCOS belum sepenuhnya dapat dipastikan, namun para ahli meyakini bahwa kondisi ini disebabkan oleh interaksi kompleks antara faktor genetik dan lingkungan.

Beberapa faktor yang diduga berperan meliputi:

Resistensi Insulin
Banyak wanita dengan PCOS mengalami resistensi insulin, di mana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin.

Akibatnya, kadar gula darah bisa meningkat, dan tubuh akan memproduksi lebih banyak insulin untuk mencoba menurunkannya. 

Tingginya kadar insulin ini dapat merangsang ovarium untuk memproduksi lebih banyak hormon androgen.

Kelebihan Hormon Androgen
Ovarium pada wanita dengan PCOS cenderung memproduksi hormon androgen dalam jumlah yang lebih tinggi dari normal. Peningkatan ini dapat mengganggu perkembangan dan pelepasan sel telur (ovulasi).

Peradangan Tingkat Rendah
Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan PCOS seringkali memiliki tingkat peradangan kronis yang rendah dalam tubuh mereka, yang dapat berkontribusi pada perkembangan PCOS.

Riwayat Keluarga
Adanya riwayat PCOS dalam keluarga (ibu atau saudara perempuan) dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.

Apa yang Dirasakan Jika Terkena PCOS?

Wanita dengan PCOS dapat merasakan berbagai gejala fisik dan emosional, yang intensitasnya dapat bervariasi antar individu. Beberapa hal yang mungkin dirasakan:
  • Ketidaknyamanan Fisik: Akibat siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak ada, nyeri panggul, jerawat yang meradang, dan pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan.
  • Perubahan Berat Badan: Banyak wanita dengan PCOS mengalami kesulitan menurunkan berat badan atau bahkan cenderung mengalami kenaikan berat badan.
  • Kelelahan: Merasa lelah dan kurang berenergi.
  • Perubahan Kulit: Selain jerawat, beberapa wanita mungkin mengalami acanthosis nigricans, yaitu area kulit yang menghitam dan menebal, terutama di lipatan leher, ketiak, atau selangkangan.
  • Masalah Kesuburan: Kesulitan untuk hamil atau infertilitas.
  • Dampak Emosional: Kecemasan, depresi, dan rendah diri akibat perubahan fisik dan masalah kesuburan.

Penyakit PCOS Apa Bisa Hamil?

Penyakit PCOS Apa Bisa Hamil
Wanita dengan PCOS masih memiliki peluang untuk hamil, meskipun mungkin memerlukan waktu yang lebih lama dan bantuan medis.

PCOS seringkali menyebabkan masalah ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium. Tanpa ovulasi yang teratur, pembuahan tidak dapat terjadi.

Namun, dengan penanganan yang tepat, ovulasi dapat diinduksi atau ditingkatkan.

Beberapa pilihan untuk membantu wanita dengan PCOS hamil meliputi:

Perubahan Gaya Hidup
Menurunkan berat badan (jika diperlukan), berolahraga teratur, dan mengadopsi pola makan sehat dapat membantu memperbaiki siklus menstruasi dan meningkatkan peluang ovulasi.

Obat-obatan Pemicu Ovulasi
Dokter dapat meresepkan obat-obatan seperti clomiphene citrate atau letrozole untuk merangsang ovarium agar menghasilkan dan melepaskan sel telur.

Terapi Kesuburan Lanjutan
Jika obat-obatan oral tidak berhasil, pilihan seperti suntikan hormon, inseminasi intrauterin (IUI), atau fertilisasi in vitro (IVF) mungkin dipertimbangkan.

Komplikasi PCOS yang Tidak Diobati

Jika PCOS tidak ditangani dengan baik, dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai komplikasi kesehatan jangka panjang, seperti:
  • Diabetes Tipe 2: Resistensi insulin yang sering terjadi pada PCOS meningkatkan risiko perkembangan diabetes tipe 2.
  • Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (Kardiovaskular): Wanita dengan PCOS memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi, kadar kolesterol abnormal, dan penyakit jantung.
  • Kanker Endometrium: Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat menyebabkan penebalan lapisan rahim (endometrium) yang berlebihan tanpa adanya pelepasan rutin melalui menstruasi. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kanker endometrium.
  • Sleep Apnea: Gangguan tidur yang ditandai dengan henti napas berulang kali saat tidur, sering dikaitkan dengan obesitas dan resistensi insulin pada PCOS.
  • Komplikasi Kehamilan: Wanita dengan PCOS yang hamil memiliki risiko lebih tinggi mengalami diabetes gestasional, preeklamsia (tekanan darah tinggi selama kehamilan), dan kelahiran prematur.
  • Gangguan Kesehatan Mental: Risiko depresi dan kecemasan yang lebih tinggi.
  • Infertilitas: Kesulitan untuk hamil merupakan komplikasi utama dari PCOS yang tidak diobati.
Oleh karena potensi komplikasi yang serius, penting bagi wanita yang mengalami gejala PCOS untuk segera berkonsultasi dengan dokter ata obgyn terdekat. Salah satunya adalah RS EMC.

RS EMC sebagai referensi rumah sakit untuk konsultasi dan penanganan masalah reproduksi perempuan yang memiliki dokter ahli berpengalaman di bidangnya. Tidak hanya ahli, rumah sakit ini juga telah memiliki banyak cabang di Jabodetabek.

Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mengelola gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.

Penanganan PCOS bersifat individual dan akan disesuaikan dengan gejala spesifik dan kebutuhan masing-masing wanita.

Yuk, mulai jaga kesehatan organ reproduksi dengan menerapkan gaya hidup sehat!
deamerina
Halo, aku Dea! Perempuan yang tinggal di Surabaya yang suka jalan-jalan, fotografi, menulis, dan baca buku. Aku suka menulis di sini sebagai sarana curhat dan berbagi. Yuk, temenan di Instagram @deamerina

Related Posts

Post a Comment